by FA Putra · 2019 — Pertama, bahasa tanda (sign language) seperti acungan jempol untuk menumpang mobil secara gratis; bahasa isyarat tunarungu. Kedua,.

81 KB – 26 Pages

PAGE – 1 ============
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian terdahulu memberikan manfaat untuk menunjukkan keterkaitan antara permasalahan penelitian yang diusulkan dengan hasil penelitian terdahulu dengan membahas suatu beberrapa objek, subjek, metode penelitian serta hasil penelitian. Penelitian ini akan memaparkan penelitian sebelumnya yan g berhubungan dengan makna pesan dari suatu budaya. Penulis mendapat kan beb erapa penelitian yang sebelumnya di anggap revelan dengan masalah penelitian yakni Penelitian t erdahulu yang terdiri empat penelitian terda hulu terdiri, tiga skripsi dan satu jurnal nasion al . Berikut uraiannya : Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu Judul Makna Komunikasi Non Verbal Dalam Tradisi Siramam Pada Proses Pernikahan Adat Sunda Di Kelurahan Pasanggrahan Kecamatan Ujung Berung Peneliti Erni Sundari Akademik Universitas Komputer Indonesia Sumber https://elib.unikom.ac.id/ Metode Penelitian M etode Penelitian Deskriptif Hasil Penelitian Makna komunikasi non verbal dalam tradisi siraman pada proses pernikahan adat Sunda di kelurahan Pasan ggrahan Kecamatan Ujungberung. Melalui beberapa tahap yaitu Ekspresi wajah:Pengan tin mengekpresikan wajah sedih/ serta bahagia, Waktu, Ruang/tempat: yang dilakukan

PAGE – 2 ============
9 diluar halaman rumah, Gerakan pengantin berjalan dengan perlahan dan penyiraman dan wudhu, Busana: pengantin mengenakan k ain/samping dan rompi rangkaian bunga melati, Bau – buan: bunga tujuh rupa (rampe) dan minyak wangi, makna siraman untuk menyucikan lahir dan batin Perbedaan Dengan Penelitian Skripsi Ini Metode Penelitian menggunakan metode deskriptif dan pada penelitian Erni Sundari menjelaskan tentang ekspresi wajah, busana, ruang/tempat dan bau – bauan dengan kajian komunikasi non verbal . Sedangkan pada penelitian ini terfokus untuk membahas kajian makna pe san komunikasi non verbal pada se ni tari ketuk tilu . Judul Komunikasi Nonverbal Dalam Pagelaran Seni Tari Kecak di Kebudayaan Bali Peneliti Niluh Ayu Anggaswari Akademik Universitas Komputer Indonesia Sumber https://elib.unikom.ac.id/ Metode Penelitian Kualitatif Studi Etnografi Komunikasi Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa makna komunikasi nonverbal yang ada pada pagelaran seni tari kecak di kebudayaan Bali antara lain terdapat makna nonverbal pada ekpresi wajah dari penari kecak, waktu dima na pada pelaksanaan pagelaran tari Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian yang meneliti Tari Kecak, dan penelitian yang hendak dilakukan akan kecak yaitu khususnya sore hari, pagelaran seni tari kecak dapat dilakukan dimana saja sep erti Perbedaan Dengan Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian yang meneliti Tari Kecak, Sedangkan pada

PAGE – 3 ============
10 Penelitian Skripsi Ini penelitian ini terfokus untuk membahas kajian makna pesan komunikasi non verbal pada kesenian tari ketuk tilu . Judul Makna Komunikasi Nonverbal Para Penari Yogyakarta Dalam Sendratari Ramayana di Kawasan Prambanan Peneliti Billy Hasbi Akademik Universitas Komputer Indonesia Sumber https://elib.unikom.ac.id/ Metode Penelitian M etode deskriptif kualitatif Hasil Penelitian Menunjukkan bahwa makna komunikasi nonverbal yang ada pada Sendratari Ramayana Prambanan antara lain terdapat makna nonverbal pada ekspresi wajah yang mengartikan sikap lemah lembut, sedih, cemas dan bahagia, makna gerakan yang terlihat sepanjang pagelaran, dan makna busana dari penari Sendratari Ramayana Prambanan yang mengartikan sifatsifat tiap tokoh yang diperankan, makna ruang bahwa prambanan adalah tempat diukirnya kisah Ramayana dan wa ktu pelaksanaan pagelaran Sendratari Ramayana Prambanan bisa kapan saja dan dimana saja. Perbedaan Dengan Penelitian Skripsi Ini Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah objek penelitian yang meneliti Sendratari Ramayana Prambanan, yang terdapat makn a nonverbal pada ekspresi wajah yang mengartikan sikap lemah lembut, sedih, cemas dan bahagia, makna gerakan . Sedangkan pada penelitian ini terfokus untuk membahas kajian makna pesan komunikasi non verbal pada kesenian tari ketuk tilu . Judul Jaipongan: Ge nre Tari Generasi Ketiga dalam Perkembangan Seni Pertunjukan Tari Sunda Tahun 2013

PAGE – 4 ============
11 Peneliti Lala Ramlan Sumber http://journal.isi.ac.id/ Metode Penelitian M etode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil Penelitian Sikap kritis Gugum terhadap karya – karya tari sunda yang sebelumnya menekankan pada tatanan nilai etika dan estetika tari egaliter yang khas telah menghasilkan kinestetika tari baru dalam sejarah seni pertunjukkan Sunda sehingga Jaipong dan penciptanya selayaknya diposisikan sebagai s ebuah genre tari dan seniman pembaharu generasi ketiga. Perbedaan Dengan Penelitian Skripsi Ini Penelitian fokus pada masa lalu yang melatar – b elakangi penciptaan tari ketuk tilu ( Sumber peneliti 2019) 2.1.2 Tinjauan Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Definisi Komunikasi Istilah komunikasi atau dal am bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, d an bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna . jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasi kan, yakni baik penerima maupun pengirim Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga pada model atau teori, definisi harus dil ihat dari manfaat untuk menjelaskan fenomena yang dapat didefinisikan dan

PAGE – 5 ============
12 mengevaluasinya. Banyak definisi komuni kasi yang dipaparkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti y ang di kutip dari buku Morissan, antara lain sebagai berikut: Stephen Littlejohn. Communication is difficult to define. The word is abstract and, like ( Komunikasi Sulit untuk didefinisikan. Kata komunikasi bersifat a bstrak, seperti kebanyaka n istilah, memiliki banyak arti ). (Morrissan, 2013:8) Sedangkan menurut Gerald A Miller yang dikutip dari buku Onong Uchana Effendy Uchjana Effendy menjelaskan bahwa: behavioral situations in which a source transmits a message to a (Pada pokoknya, komunikasi mengandung situasi keperilakuan sebagai minat sentral, dimana seseorang sebagai sumber menyampaik an suatu kesan kepada seseorang atau sejumlah penerima yang secara sadar bertujuan mempenga ruhi perilakunya). (Effendy, 2002: 49) Selain itu p endapat lain datang dari Raymond S. Ross yang dikuti p oleh Deddy Mulyana menjelaskan bahwa : (Internasional) adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol – simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respon dari (Mulyana, 2007 : 67) 2.1.2.2 Fungsi K omunikasi Berdasarkan pengamatan para pakar komunikasi mengemukakan fungsi – fungsi komunikasi yang berbeda – beda, meskipun adakalanya terdapat kesamaan dan tumpang tindih diantara berbagai pendapat tersebut.

PAGE – 6 ============
13 Rudolph F. Verderber mengemukakan bahwa komunikasi mempunyai dua fungsi. Pertama, fungsi social, yakni untuk bertujuan kesenangan, untuk menunjukan ikatan dengan orang lain, membangun dan memelihara hubungan. Kedua, fungsi pengambilan keputusan, yakni memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuat u pada saat tertentu. Menurut Vederber, sebagian keputusan ini dibuat sendiri, dan sebagian lagi dibuat setelah berkonsultasi dengan orang lain. Berikut empat fungsi komunikasi berdasarkan kerangka yang dikemukakan William I. Gorden. Keempat fungsi tersebut, yakni Komunikasi sosial, komunikasi ekspresif, komunikasi ritual dan komunikasi instrumental. 1. Komunikasi Sosial Fungsi komunikasi sebagai komunikasi social setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktua lisasi diri, untuk berlangsung hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan, dan ketegangan , antara lain lewat komunikasi yang menghibur dan memupuk hubungan dengan orang lain. 2. Komunikasi Ritual Erat kaitannya dengan komunikasi ekspresif ada lah komunikasi ritual, yang biasanya dilakukan secara kolektif. Suatu komunitas sering melakukan upacara – upacara berlainan sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebagai rites of

PAGE – 8 ============
15 2.1.2.3 Proses Komunikasi Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. Menurut Effendy dalam bukunya Human Relations & Public Relatio n (2009:11 – 16) terbagi men jadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder. 1. Prose s Komunikasi Secara Primer adalah proses yang menyampaikan suatu pikiran atau perasaan seorang kepada orang lain dengan menggunakan unsur lambang atau pun simbol sebagai media. Lambang sebagai me dia primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan sebagainya yang dapat secara langsung di terjemahkan melalui pikiran atau pun perasaan komunikator kepada komunikan. 2. Proses k omunikasi secara sekunder adalah suatu proses penyampaian pesan kepada seorang untuk orang lain dengan menggunakan alat bantu atau juga menggunakan sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasi karena komunikasi sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh dari komunikannya . Seperti halnya menggunakan telfon, surat kabar, media internet, radio, televisi. Berdasarkan teori yang telah dipaparkan diatas, penulis dapat menarik kesimpulan ba hwa proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat

PAGE – 9 ============
16 menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. 2.1.2.4 Konteks Ilmu Komunikasi Komunikasi tidak berlangsung dalam ruan g hampa social, melaikan dalam konteks atau situasi tertentu. Secara luas konteks disini berarti semua faktor diluar orang – orang yang berkomunikasi. Banyak pakar komunikasi mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya. Sebagaimana juga definisi kom unikasi, konteks komunikasi ini diuraikan secara berlainan. Selain istilah konteks ( context ) yang lazim, juga digunakan istilah tingkat ( level ), bentuk ( type ), situasi ( situation ), keadaan ( setting ), arena, jenis ( kind ), cara ( mode ), pertemuan ( encounter ), dan kategori. Menurut Verderber misalnya, konteks komunikasi terdiri dari konteks fisik, konteks social, konteks historis, konteks psikologis, dan konteks cultural. Indicator paling umum untuk mengklasifikasikan komunikasi berdasarkan konteksnya atau ting katnya adalah jumlah peserta yang terlibat dalam komunikasi. Maka, komunikasi intrapribadi, komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi, komunikasi kelompok (kecil), komunikasi public, komunikasi organisasi dan komunikasi massa.(Mulyana, 2007: 77) 2.1.3 Tinjauan Komunikasi Nonverbal 2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Nonverbal Kehidupan manusia tidak pernah lu put dari yang namanya komunikasi verbal ataupun nonverbal. Komunikasi n onverbal merupakan bagian lambang seperti gestur dari gerak an tangan, kaki atau b agian tubuh

PAGE – 10 ============
17 lainnya . Sedangkan komunikasi verbal merupakan pesan yang dapat berupa bahasa, baik yang diungkapakan melalui kata – kata maupun yang dituangkan dalam bentuk kalimat tulisan. Secara sederhana, Komunikasi pesan nonverbal adalah semua isyarat atau simbol yang bukan kata – kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter yang di kutip dari buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Mulyana 2007 : 343 ) cakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting k omunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh indi vidu, yang mempunyai nilai pe sa potensial bagi pengirim atau . Sebagaimana kata – kata, kebanyak an adalah isyarat selain itu nonverbal juga tidak bersifa t universal, melainkan terikat oleh budaya, jadi dapat dipelajari dan bukan bawaan. Kita semua lahir dan mengetahui bagaimana tersenyum, namu n kebanyakan ahli sepakat bahwa di mana, kapan, dan kepada siapa kita m enunjukkan emosi ini dipelajari dan karenany a dipengaruhi oleh konteks dan budaya. Sebagian budaya, pun sering memiliki bahasa non verbal khas. Dalam suatu budaya boleh terdapat variasi bahasa non verbal, misalnya bahasa tubuh, bergantung pada jenis kelamin, agama, usia, pekerjaan, pendidikan, kela s social, tingkat ekonomi, lokasi geografis, dan sebagainya. Beberapa subkultur ta ri dan musik menunjukan ciri khas perilaku non verbal dari penari dan penyanyinya.

PAGE – 11 ============
18 Selain itu banyaknya perilaku verbal kita bersifat ambigu, spontan dan di luar kesadaran ki ta hal ini dipaparkan oleh Edward T. Hall: silent language hidden dimension ). Disebut diam dan tersembunyi, karen a pesanpesan nonverbal tertanam dalam konteks komunikasi. Selain isy arat situasional dan relasional dalam transaksi komunikasi, pesan nonver bal memberi kita isyaratisyarat kontekstual. Bersama isyarat verbal dan isyar at kontekstual, pesan nonverbal membantu kita menafsirkan seluruh makna pengalaman ulyana, 2007:344) 2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Nonverbal S ecara teoritis komunikasi non verbal dapat dipisahkan dari komunikasi verbal, dalam kenyataannya kedua jenis komunikasi itu dijalin dalam komunikasi tatap muka dalam kehidupan sehari – hari. Dalam komun ikasi rangsangan verbal dan rangsangan nonverbal itu hampir selalu berlangsung bersama – sama dalam kombinasi. Seperti yang di kutip dari buku Ilmu komunikasi suatu pengantar (Mulyana 2007 : 347 ) mengatakan : Istilah nonverbal biasanya digunakan untuk melukiskan semua peristiwa komunikasi diluar kata – kata terucap dan tertulis. Pada saat yang sama kita harus menyadari bahwa banyak peristiwa dan perilaku non verbal ini ditafsirkan melalui symbol – simbol verbal. Dalam pengertian ini, peristiwa dan perilaku non verbal itu tidak bersun gguh – Selain itu bila dilihat dari fungsinya, perilaku nonverbal mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman dalam buku Ilmu kom unikasi suatu pengantar Mulyana mengatakan ada lima fungsi pesan nonverbal, seperti yang dapat dituliskan dengan perilaku mata, yakni sebagai:

81 KB – 26 Pages