BAB II

Jan 27, 2023

by N Azizah · 2013 — orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonverbal seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh, misalnya acungan jempol,

70 KB – 33 Pages

PAGE – 1 ============
15 BAB II PESAN DAKWAH DALAM FILM A. Kajian Tentang Pesan Dakwah 1. Pengertian Pesan Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator (Widjaja, 1993:14). Namun ada juga yang mengartikan pesan sebagai apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima (Ilaihi, 2010: 97). Pendapat lain mengungk apkan bahwa pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber (komunikator) kepada penerima (komunikan). Pesan merupakan seperangkat simbol baik verbal atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud dari sumber tadi. Pesan mengandung tiga komp onen utama yaitu makna, simbol yang digunakan untuk menyampaik an makna, dan bentuk atau organisasi pesan. Simbol terpenting dalam pesan adalah kata-kata (ba hasa), yang dapat merepresentasikan objek (benda), gagasan, dan perasaan, baik ucapan yang dapat berupa percakapan, wawancara, dis kusi, ceramah, maupun tulisan seperti surat, esai, artikel, novel, puisi, famflet dan sebagainya. Kata-kata memungkinkan manusia berbagi pikiran dengan orang lain. Pesan juga dapat dirumuskan secara nonv erbal seperti melalui tindakan atau isyarat anggota tubuh, misaln ya acungan jempol,

PAGE – 2 ============
16 anggukan kepala, senyuman, tatapan mata. Selain itu pesan juga dapat disampaikan melalui musik, lukisan, patung atau tar ian (Mulyana, 2005: 63). Pesan disampaikan dalam bentuk simbol, baik verbal (lisan) atau nonverbal (non-lisan). Simbol lisan adalah kat a-kata, sedangkan simbol nonverbal adalah apa yang disampaikan dengan nada suara atau gerak fisik ( gestures ) seperti gerak mata, ekspresi wajah, menggapaikan tangan, memainkan jari-jemari, sikap b adan ( postures ) dan penampilan ( appearance ), atau isyarat, seperti membunyikan alat atau menunjukkan warna (Hidajat, 2006: 43-44). Pendapat lain mengatakan bahwa pesan adalah ide, ga gasan, informasi, dan opini yang dilontarkan seorang komun ikator kepada komunikan dengan tujuan untuk mempengaruhi komunika n kearah sikap yang diinginkan oleh komunikator (Astrid, 199 7: 7). Kemudian Tasmara (1997: 9) mendefinisikan pesan sebagai sesu atu yang bisa disampaikan dari seseorang kepada orang lain, baik secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, ket erangan, pernyataan dari sebuah sikap. Jadi pada intinya pesan adalah sebuah isyarat atau sebuah simbol yang disampaikan oleh seseorang melalui medi a tertentu dengan harapan bahwa pesan itu akan menimbulkan rea ksi dan

PAGE – 3 ============
17 dimaknai dengan makna tertentu dalam diri orang lai n yang hendak diajak berkomunikasi. 2. Pengertian Dakwah Dakwah memiliki pengertian yang luas, dakwah tidak hanya berarti mengajak dan menyeru umat manusia agar meme luk Islam. Dakwah juga berupaya membina masyarakat Islam menja di masyarakat yang lebih berkualitas ( khairu ummah ) yang terbina atas dasar tauhid serta ketinggian ajaran Islam. Secara etimologi, dakwah adalah bentuk masdar dari kata (fi™il madli ) dan (fi™il mudhari ) yang artinya memanggil, mengundang, mengajak, menyeru, mendorong dan memoho n. Sedangkan dakwah menurut istilah dapat dipahami dar i beberapa pendapat ahli di antaranya yaitu dakwah menurut Azi z (2004: 5) yang mengartikan dakwah sebagai ajakan, berasal dari kat a dakwatan yang berarti mengajak. Dalam pengertian yang lebih khusu s dakwah berarti segala bentuk aktifitas penyampaian ajaran Islam ke pada orang lain dengan berbagai cara yang bijaksana untuk terciptan ya individu dan masyarakat yang bisa menghayati dan mengamalkan aja ran Islam dalam lapangan kehidupan.

PAGE – 4 ============
18 Dakwah juga diartikan sebagai ajakan atau seruan u ntuk mengajak kepada seseorang atau sekelompok orang unt uk mengikuti dan mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Islam (Derma wan, 2002: 24). Menurut Ahmad Mansyur Suryanegara seperti yang diku tip oleh Muhyiddin (2002: 28) ia mendefinisikan dakwah merup akan aktifitas menciptakan perubahan sosial dan pribadi yang didas arkan pada pada tingkah laku pembaharuannya. Inti tindakan dakwah a dalah perubahan kepribadian seseorang dan masyarakat secara kultura l. Berdasarkan beberapa pengertian dakwah tersebut, me skipun memiliki perbedaan redaksi, tetapi setiap pengertia n dakwah memiliki tiga unsur pokok yaitu: a. Dakwah adalah suatu usaha atau proses yang diseleng garakan dengan sadar dan terencana. b. Usaha yang dilakukan adalah mengajak umat manusia k e jalan Allah, memperbaiki situasi yang lebih baik. c. Usaha tersebut dilakukan dalam rangka mencapai tuju an tertentu, yakni hidup bahagia sejahtera di dunia atau pun di akhirat. Maka, dapat disimpulkan bahwa dakwah merupakan sua tu usaha dalam rangka proses Islamisasi agar manusia t aat dan tetap menjalankan ajaran-ajaran Islam guna memperoleh keb ahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak. Atau bisa diartikan pula bahwa dakwah adalah suatu proses penyampaian pesan-pesan yang ba ik berupa

PAGE – 5 ============
19 ajakan atau seruan untuk melakukan perbuatan baik d an mencegah dari perbuatan yang munkar. Allah SWT., dalam firmanNya juga telah menjelaskan mengenai pengertian dakwah, yaitu: QS. An-Nahl: 125 ˘ˇˆ˙˝˛˚ ˘˜ !”#ˇ˛$% ˘&'(˘˝˛˚ ) *+,˛$-./% 0123$ 45 +6′(78%9 :; < #=5 >*?7!%9 6ˇ :’@ 6˝! A9 ) #=5% >*?7!%9 ˝BC-˝D7,+ˇ˛$ E@F Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu de ngan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih menget ahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dial ah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk (Depag RI: 1982). QS. Yunus 25 G% )H#!!7-˝I J 1*.?(($ K-“L-% 6˝M NG˝OPQ ˚>RSTU V2W1˝XY(ZM EF Artinya: Allah menyeru (manusia) ke darussalam (sur ga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan y ang Lurus (Islam) (QS. Yunus :25) (Depag RI: 1982). Kedua ayat tersebut selain memberikan penjelasan m engenai dakwah, juga sekaligus menjadi dasar hukum dan tuju an dari dakwah. Sama seperti semua aktifitas lain yang tidak akan f okus jika tidak ada

PAGE – 6 ============
20 tujuan yang akan dicapai. Dakwah pun demikian, tanp a adanya tujuan penyelenggaraan dakwah tidak mempunyai arti. Bahkan hanya akan menjadi pekerjaan sia-sia yang menghamburkan pikira n, tenaga dan biaya. Tujuan dakwah yaitu mengajak umat manusia untuk meningkatkan ketakwaannya kepada Allah SWT. Artinya mereka diharapkan agar senantiasa mengerjakan segala perin tah Allah dan selalu mencegah atau meninggalkan perkara yang dila rangNya, mengajak manusia yang belum beriman kepada Allah ag ar beriman kepada Allah SWT. Dakwah juga bertujuan untuk mempr oses masyarakat agar bertindak dan mendapatkan syariat I slam seperti yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya. Jadi tujuan utama dakwah Islam adalah menjadikan manusia supaya mampu menyebarluas kan Islam, dari yang mula-mula apatis terhadap Islam ditingkat kan untuk mau menerima Islam sebagai petunjuk dalam hidupnya (Set yaningsih, 2006: 17). Dakwah sebagai suatu proses, memiliki unsur-unsur yang harus dipenuhi, unsur tersebut seperti yang diungka pkan oleh Sanwar, 1986: 40-77, sebagai berikut: a. Da™i (Subyek Dakwah) Subyek dakwah merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan dakwah, karena sebagaimana dalam pepata h

PAGE – 8 ============
22 Keberadaan da™i sangat menentukan keberhasilan dakw ah, sebab kondisi masyarakat muslim di Indonesia pada u mumnya masih bersifat paternalistik yakni masih sangat ter gantung pada seorang figur atau tokoh. Demikian juga dalam konte ks dakwah, masyarakat muslim Indonesia memiliki kecenderungan yang sangat kuat mengikuti ajakan seorang da™i tertentu tanpa mempertimbangkan pesan-pesan yang disampaikannya (I nsani, 2005: 24). b. Mad™u (Obyek Dakwah) Obyek dakwah adalah manusia secara individual atau pun kelompok yang menerima pesan-pesan dakwah. Mereka s ering disebut dengan istilah mad™u. Dalam salah satu firm anNya Allah menyebutkan bahwa mad™u adalah manusia. G˝M% .P[\?”%9 ]^ &˘3\G_` a::[?b$ &ScOPd ecI1˝f% g6T˙.˜$% S˜[h`%9 a::&$ _^ ij#+ˇ?7=˝I EFk Artinya: dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan ke pada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gemb ira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui (QS. Saba™:28) Depag RI: 1982). Berdasarkan ayat di atas, dapat diketahui bahwa mad ™u atau objek dakwah adalah manusia secara keseluruhan baik individu maupun kelompok, beragama Islam atau tidak. Bagi m ad™u yang belum beragama Islam maka dakwah bertujuan untuk me ngajak

PAGE – 9 ============
23 mereka mengikuti agama Islam, sedangkan kepada mad™ u yang sudah beragama Islam dakwah bertujuan untuk meningk atkan kualitas iman, Islam, dan ihsan. Secara umum mad™u terbagi menjadi tiga yaitu mukmin, kafir, dan munafik. Pendapat lain menyebutkan bahwa mad™u adalah manusi a yang menjadi sasaran dakwah yang senantiasa berubah karena perubahan aspek sosial kultural. Perubahan ini meng haruskan da™i untuk selalu memahami dan memperhatikan objek dakwa h (Supena, 2007: 111). Mad™u terdiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad™u sama dengan menggo longkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, dan seterusn ya. Dengan realitas seperti itu, stratifikasi sasaran perlu di buat dan disusun supaya kegiatan dakwah dapat berlangsung secara efe sien, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan. Penyusunan dan pembuat an tersebut bisa berdasarkan tingkat usia, pendidikan dan penge tahuan, tingkat sosial ekonomi dan pekerjaan, tempat tinggal dan se bagainya (Hafidhuddin, 1998: 97). Semua heterogenitas manusi a penerima harus dicermati setiap da™i agar ia tidak salah dal am memilih pendekatan, metode, teknik serta media dakwah (Aziz , 2004: 94)

PAGE – 10 ============
24 c. Maddah (Materi Dakwah) Maddah adalah pesan yang disampaikan oleh da™i kepa da mad™u yang megundang kebenaran dan kebaikan bagi ma nusia yang bersumber dari Al-Qur™an dan Hadits. Allah sen diri memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk memili h materi dakwah yang cocok dengan situasi dan kondisi objek dakwah. Namun, materi tetap tidak bergeser dari aja ran Islam (Supena, 2007: 109). Pesan-pesan dakwah itu hampir mencakup semua bidang kehidupan. Seorang da™i tidak perlu takut akan keha bisan materi karena Al-Qur™an dan Hadits sudah diyakini sebagai all encompassing the way of life (meliputi semua kehidupan) bagi setiap tindakan manusia (Tasmara, 1997: 43). Ali Ya fie menyebutkan lima pokok materi dakwah (Aziz, 2004: 9 5), yaitu, masalah kehidupan, masalah manusia, masalah harta b enda, masalah ilmu pengetahuan, dan masalah akidah. Secara global dapatlah dikatakan bahwa materi dakwa h tersebut dapat diklasifikasikan menjadi tiga masala h pokok (Aziz, 2004: 109-129), sebagai berikut: 1) Masalah Keimanan (Akidah) Masalah pokok yang menjadi materi dakwah adalah akidah Islamiah. Berdasarkan akidah inilah yang aka n

PAGE – 11 ============
25 membentuk moral (akhlak) manusia. Selain tentang ta uhid, materi tentang akidah Islamiah terkait dengan ajara n tentang adanya malaikat, kitab suci, para rasul, hari akhir , dan qadar baik dan buruk. Dengan demikian ajaran pokok dalam akidah mencakup enam elemen yang biasa disebut dengan ruku n iman. 2) Masalah Syari™ah Syari™ah berperan sebagai peraturan-peraturan lahir yang bersumber dari wahyu mengenai tingkah laku manusia. Syari™ah Islam sangatlah luas dan luwes (fleksibel) . Akan tetapi, tidak berarti Islam lalu menerima setiap pe mbaruan yang ada tanpa ada filter. Syari™ah dibagi menjadi dua bidang, yaitu ibadah dan muamalah. Ibadah adalah cara manus ia berhubungan dengan Tuhan. Dalam hal ini yang berkai tan dengan ibadah adalah adanya rukun Islam. Sedangkan muamalah adalah ketetapan Allah yang langsung berhu bungan dengan kehidupan sosial manusia seperti warisan, hu kum, keluarga, jual beli, dan lain-lain. 3) Masalah Akhlak Ajaran tentang nilai etis dalam Islam disebut akhla k. Materi akhlak dalam Islam adalah mengenai sifat dan kriteria perbuatan manusia serta berbagai kewajiban yang har us

70 KB – 33 Pages