by S Marli · Cited by 7 — Peristiwa yang terjadi dialami oleh manusia pada masa lampau ada yang meninggalkan jejak-jejak peninggalan bukti-bukti yang menyangkut kehidupan.
10 pages

134 KB – 10 Pages

PAGE – 1 ============
SEJARAH DAN PENDIDIKAN SEJARAHOlehSuhardi Marli(PGSD, FKIP, Universitas Tanjungpura, Pontianak) Abstrak:Sejarah dan Pendidikan Sejarah adalah suatu disiplin ilmu yang setaradengandisiplin ilmu yang lain. Pelajaran iniberusaha untuk mencapai suatu tujuan yaitu tujuan pendidikan nasional yang di dalamnya terkandung aspek-aspek kognitif dan afektif yang mampu mengembangkan kecakapan, kreativitas,mandiri serta bertanggungjawab. Di dalam sejarah, manusia menjadi fokus sentral. karena manusia merupakan subjek sekaligus sebagai objek dari suatu kajian yang telah dilakukan (terjadi, peristiwa) yang dialami oleh manusia baik individu maupun kelompok masyarakat. Peristiwa yang terjadi yang dialami oleh manusiapada masa lampau dapat berupa jejak-jejak peninggalan bukti-bukti yang menyangkut kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan sejarah dimasa mendatang harus dapat mempersiapkan siswa untuk kehidupan yang dikuasai oleh arus informasi yang begitu beragam dalam tingkat accessibility yang luas dan kecepatan yang tinggi. Kata Kunci: Sejarah, pendidikan sejarah, sikap toleransi Pendahuluan Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasionaldisebutkan bahwa: tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk berkembangnya potensi pesertadidikagar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara yang demokratis,serta bertanggung jawab. Bagaimana sejarah dan pendidikan sejarah dapat berperanserta memberikan dukungannya bersama-sama dengan disiplin ilmu yang lain untuk mencapai tujuan pendidikan nasional ini? Sebenarnya sejarah memuathal-hal pemenuhan aspek-aspek kognitif dan afektif dari tujuan di atas, hakekat dari kajian sejarah dan pendidikan sejarah memungkinkan hal itu.Uraian-uraian berikut ini mencoba untuk memberikan gambaran secara umum. Sejarah sebagai Inkuiri Kata sejarah merupakan terjemahan Indonesia dari kata Inggris fihistory fl, dan bahasa Inggris sendiri sebelumnya secara etimologis mengambilnya dari kata Yunani fihistoria flyang artinya fi inquiryfl atau firesearchfl. Jadi,inti kandungan sejarah sejak awal sampai sekarang sebenarnya adalah suatu disiplin yang merupakan produk dari suatu penelitian (Helius Sjamsuddin, 1999:12) Semua sejarawan umumnya sepakat bahwa sejarah itu merupakan hasil dari suatu penelitian,akan tetapi tidak semua sejarawan sepakat bersama mengenai satu definisi sejarah. Meskipun demikian,untuk tidak menjadi diskusi berkepanjangan mengenai semua definisi yang ada kita mangambil salah satu

PAGE – 2 ============
contoh definisi seperti yang dikemukakan oleh sejarawan Amerika James Harvey Robinson. fi Bahwa sejarah adalah semua yang kita ketahui mengenai segala sesuatu yangtelah dilakukan, atau dipikirkanatau diharap atau dirahasiakan oleh manusia fl. Jadi didalam sejarah manusia tetap selalu menjadi sentral. Manusia menjadi subjek sekaligus juga objek dari kajian yaitu mengenai apa yang telah dilakukan (terjadi, peristiwa), atau dipikirkan,atau dirasakan olehmanusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok masyarakat. Kata fitelahfl ditekankan karena menunjukkan kelampauan ( past ), faktor temporal (waktu) yang menjadi ciri khas dari kajian sejarah. Kelampauan ini dapat jauh dari kita ( distant past) , tetapidapat juga beberapa saat yang lalu yangdekat sekali dengan kita (recent past ).Sumber Sejarah Sumber sejarah adalah bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Peristiwa yangterjadi dialami oleh manusia pada masa lampau ada yang meninggalkan jejak-jejak peninggalan bukti-bukti yang menyangkut kehidupan masyarakat manusia. Kesemua itu dijadikan objekyang diteliti,dikaji,dan disimpulkan oleh sejarawan. Objek tersebut yang diteliti melalui tahap heuristik dan kritik sejarah dalam prosedurdan metode sejarah meliputi artefak dan tulisan. fiProses untuk menguji dan mengkaji kebenaran rekaman dan peninggalan masa lampau dengan menganalisis secara kritis bukti-buktidan data-data yang ada sehingga menjadi penyajian dan cerita sejarah yang dapat dipercayafl inilah yang disebut dengan metode sejarah (Ismaun, 1999:13). Jadi metode sejarah bertujuan untuk memastikan dan menyatakankembali fakta-fakta masa lampau. Dan penulisan sejarah merupakan cara untuk merekonstruksi gambaran masa lampau berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang diperoleh sebagai peninggalan masa lampau. Pengetahuan kita tentang sejarah tidak mungkin lengkap dan sempurna. Pengetahuan sejarah diperolehdarirekaman sejarah pada bekas-bekas peninggalan masa lampau, yang disebut sumber-sumber sejarah. Karena sumber- sumber sejarah itu bekas-bekas peninggalan masa lampau yang tidak selalu utuh, maka tidakmungkin diperoleh informasi yang serba lengkap dari sumber sejarah. Rekaman sejarah itu hanya sebagian kecilyang diaktualisasikan. Dari yang pernah terjadi sabagai mana keadaan yang sebenarnya sangat kecil yang dapat terekam pada sumber-sumber sejarah.Tidak semua peristiwa yang pernah terjadi pada masa lampau teramati dan diobservasi. Sebagian dari yang pernah diamati pada masa lampau tersimpan atau terekam didalam memori,hanya sebagian dari rekaman itu meninggalkan bekas; hanya sebagian dari bekas itu menarik perhatian sejarawan; dari yang menarik perhatian itu hanya sebagian yang dapat dipercaya; hanya sebagian dari yang dapat dipercayaitu dapat memberikan informasi, yang hanya sebagian saja dapat diterangkan atau diceritakan. Klasifikasi Sumber Sejarah Di dalam sumber sejarah terdapat bahan-bahan asli untuk membentuk pengetahuan sejarah. Bahan-bahan tersebut berupa rekaman-rekaman sejarah.

PAGE – 3 ============
Dalam bahasa Jerman ada istilah fi Quellenkundefl, yaitu pengetahuan tentang sumber-sumber sesuatu secara langsung dan atau tidak langsung memberi pengetahuan mengenaiperistiwa-peristiwa yang pernah terjadi (dalam masyarakat manusia) pada masa lampau. Sering kali diadakan pembagian sumber sejarah ke dalam sumber tertulis dan tidak tertulis. Menurut bentuknya dapat diadakan klasifikasisumber sejarah sebagaiberikut: a.Sumber dokumenter (berupa bahan dan rekaman sejarah dalam bentuk tulisan.) b.Sumber Korporal (berwujud benda, seperti bangunan, arca, perkakas, fosil, artefak,dan sebagainya). c.Sumber Lisan, terdiri atassejarah lisan atau sejarah oral ( oral history ). Disini yang menjadi sumber adalah manusia hidup, yang menyampaikan melalui mulut(secara oral) atau secara lisan berita sejarah. Untuk sejarah oral ini diperlukan nara sumber (manusia sebagai sumber). Selanjutnya sejarah oral itu bisa direkam. Menurut Jan Romein lebih baik diadakan pembagian sumber sejarah ke dalam sumber langsung dan sumber tidak langsung . Sumber langsung dapat juga disebut fisumber ceritafl.Peninggalan dapat dibagi lagi kedalam peninggalan disengaja dan peninggalan tidak disengaja. Peninggalan disengaja adalahpeninggalan yang sengaja untuk diwariskan dengan tujuan untuk tanda peringatan kepada generasi penerus. Misalnya berupa penulisan piagam-piagam dan berbagai monumen. Peninggalan tidak disengaja adalah peninggalan tidak mengandung maksud dan tujuan untuk dipusakakan atau diwariskan pada generasi penerus. Peninggalan tidak disengaja ini terdiri atas: a.Bekas-bekas manusia, berupa tulang-tulang dan fosilnya. b.Bekas dan sisa bangunan,berupa benda-benda kesenian, perabot rumah, keramik, mata uang,dan lain-lain. c.Sisa-sisa keadaan masyarakat, misalnya bekas-bekas yang ditinggalkan feodalisme atau kolonialisme.d.Peninggalan dalam bahasa, berupa kata-kata, ungkapan-ungkapan,dan pribahasa-pribahasa. e.Segolongan peninggalan tidak disengaja terdiri atastulisan-tulisan berupa tanda bukti pembayaran. Misalnya daftar barang, inventaris, daftar sumbangan, kadaster surat-surat pribadi,danbuku harian. Sejarah dan Pendidikan Paling tidak,ada tiga motif seseorang hirau kepada kajian mengenai manusia dan kemanusiaan masa lampau: (1) estetika ( aesthetic ), (2) didaktik ( didactic), dan (3) ilmiah ( scientific )(H.L Harris,1930:5).Sadar atau tidak,ketiga motif ini dapat hadir bersama-sama meskipun dalambobot yang masing-masing berbeda, akan tetapi tidak saling bertentangan. Ada suatu ketika, misalnya motif pertama menonjol dengan paparan bahasa dan narasi yang indahdan gemerlap.Sedangkan motif kedua dan ketiga berkurang: pada kesempatan lain motif kedua menonjol dengan penekanan utama pada moral atau pendidikan. Motif pertama dan ketiga berkurang; atau motif ketiga yaitu ilmiah ditampilkan jauh kedepan. Sedang motif pertama dan kedua terdesak kebelakang. Namun,tidak mustahil ketiga motif itu

PAGE – 4 ============
dapat hadir dalam porsi yang sama tanpa saling bertentangan. Kesinambungan inilah yang sebenarnya merupakan tipe paling ideal. Khusus untuk motif kedua. fiSejarah dari sejarahfl sejak awal mulanya sebagai salah satu disiplin ilmu pada abad ke-5 SM tidak dapt dilepaskan dari pendidikan. Tidak seperti ilmu-ilmu alamatau ilmu-ilmu sosial yang dalam perkembangannya pada abad ke 20 umumnya fibebas nilaifl ( value free ), kajian sejarah sejak awal mulanya selalu dikaitkan dengan finilai gunafl ( use value ) bagi kehidupan manusia sebagai individu dan/atau masyarakat.Itu sebabnyasejarah menempati posisi uniksebagai ‚ hybrid disciplin ™, karena merupakan ilmu-ilmu kemanusiaan ( humaniora umanities ) dan ilmu sosial ( social science ) Wilson Gee (dalam Helius Sjamsudin, 1999:13). Jika berbicara mengenai nilai guna sejarah kaitannya selalu menjurus kepada fungsi dan peranan sejarah dalam pendidikan (historical education ).Pelajaran sejarah dapat memberikan pelatihan bagi warga negara maupun bagi negarawan. Banyak negarawan yang tertarik pada pelajaran- pelajaranyang dapat ditarik dari masa lalu dan kepada makna sejarah (Tosh, 1984:18). Tujuan Pendidikan Sejarah di MasaMendatang Berdasarkan pengalaman yang terjadi dan melihat perkembangan yang dialami masyarakat Indonesia masa kini serta prospek kehidupan dimasa mendatang, pendidikan sejarah dimasa mendatang harus dapat mempersiapkan siswa untuk kehidupan yang dikuasai oleh arus informasi yang beragam dalam tingkataccessibility yang luas dan kecepatan yang tinggi pula. Siswa yang akan hidup sebagai para pemuka bangsa, pejabat pemerintah, para pemimpin dunia ekonomi, para pemimpin sosial budaya,dan pemimpin lain tidak mungkin tidak dapatmenghindari dariarus informasi.Sementara itu,tidak ada satu jaminanpun yang dapat diberikan bahwa informasiyang diterima dari berbagai media tidak terkontaminasi oleh ketidakakuratan hasutan, pergunjingan,dan berbagai bias pribadi yang dilingkupi oleh berbagai kepentingan tertentu.Oleh karena itu,siswa haruslah terlatih baik menghadapi dan hidup dalam situasiitu dan dapat mengatasi keadaan yang tidak diingingkan serta memiliki kemampuan membangun kehidupan yang tidak terganggu oleh berbagai macam ancaman tersebut. Siswa yang hidup pada era globalisasi sekarang ini merupakan anggota masyarakat yang mampu untuk menerima dan menyaring berbagai informasi dari berbagai media. Sebagai masyarakat yang baru, dewasa,atau pun senior, mereka harus mampumemilah-milah informasisehingga berbagai kebenaran dapat terungkap sedangkanberbagai informasi yang keliru dapat tersaring dengan baik. Pendidikan sejarah harus dapat mempersiapkan siswa dalam kualitas yang harus dimiliki: kualitas yang mampu melakukan kritik terhadap setiapinformasi yang diterimanya. Mampu mengenal berbagai bias yang terkandung di dalam informasi tersebut. Mampu menarik berbagai simpulan dari informasi tersaring dan teruji kebenarannya. Materi pendidikan sejarah memiliki kualitas dan karakteristik yang mampu mengembangkan kualitas yang dimaksudkan. Dalam konteksmengenai masa depan,tujuan pendidikan sejarahsudah harus lebih dikembangkan dari apa yang sudah dikembangkan pada saat sekarang. Jika pada saat sekarang tujuan yang dikembangkan terutama berkenaan dengan

PAGE – 5 ============
pengembangan pengetahuan, pemahaman, wawasan mengenai berbagai peristiwa yang terjadi ditanah air dan diluar tanah air, pengembangan sikap kebangsaan dan sikaptoleransi, maka pada masa mendatang tujuan pendidikan sejarah hendaklah berkenaan dengan kualitas baru minimal yang seyogianya dimiliki anggota masyarakat. Tujuan pendidikan sejarah dimasa mendatang (Hamid Hasan, 1999:8) adalah: 1)Pengetahuan dan pemahaman terhadap peristiwa sejarah yang cukup mendasar untuk digunakan sebagai memahami lingkungan sekitarnya, membangun semangat nasionalisme dansikap toleransi. 2)Kemampuan berpikir kritisyang dapat digunakan untuk mengkaji dan memanfaatkan pengetahuan sejarah, keterampilan sejarah, dan nilai peristiwa sejarah dalam membina kehidupan yang memerlukan banyak putusan kritis dan dalam menerapkan keterampilan sejarah untuk memahami berbagai peristiwa sosial, politik, ekonomi,dan budayayang terjadi disekitarnya. 3)Keterampilan sejarah yang dapat digunakan siswa dalam membagi berbagai informasi yang sampai kepadanya untuk menentukan kesahihan informasi, memahami dan mengkaji setiap perubahanyang terjadi dalam masyarakat sekitarnya, dan digunakan dalam mengembangkan nilai-nilai positif menjadi milik dirinya dan nilai-nilai negatif untuk pelajaran yang tidak diulangi dan meniru keteladanan yang ditunjukkan oleh berbagai pelaku dalam berbagai peristiwa sejarah. Nash dan Crabtree (1996) dibantu olehsejumlah sarjana dari University of California at Los Angelessangat menekankan pengembangan keterampilan sejarah. Dalam bukunya mengenai National Strdards For History dikemukakan bahwa antara pemahaman, kemampuan berpikir,dan keterampilan sejarah merupakan kualitas yang dinyatakan sebagai standard yang harus dikuasai setiap siswa yang belajar sejarah. Tujuan yang demikian harus diakuibahwa ada shif dalam filsafat pendidikan sejarah dari filsafatperenialisme yang menekankan pada fitransmission of thegloriospastfl kepada suatu posisi dimanaberbagai aliran filsafat seperti essensialisme dan bahkan social recontructionism bergabung dengan perenialisme. Dengan sifat elektik inipendidikan sejarah tidaksajamenjadi wahanapengembangan kemampuan intelektualdan kebanggaan akan masa lampau,tetapi juga menjadi wahanadalamupaya memperbaiki kehidupan sosial, budaya,politik, ekonomi yang sedang berlangsung.Pendidikansejarah menjadi sesuatu yang memiliki nilai praktis dan pragmatis bagi siswa. Pendekatan dalam Belajar Sejarah Pengembangan pendidikan sejarah yang dikemukakan di atas membawa konsekuensi pada pendekatan dalam proses belajar sejarah. Ada tiga hal baru yang harus dilakukan dalam pendekatan pendidikan sejarah dimasa mendatang. Ketiga pendekatan tersebutadalah: 1)keterkaitan pelajaran sejarah dengankehidupansehari-hari siswa 2)pemahaman dan kesadaran akan karakteristik cerita sejarah yang tak pernah bersifat final

PAGE – 6 ============
3)perluasan tema sejarah politik dengan tema sejarah sosial, budaya, ekonomi, dan teknologi.Sudahsekian lama pendidikan sejarah dikembangkandalampendekatan yang bebas dari pengaruh lingkungan. Pendidikan sejarah hanya berkonsentrasi pada peristiwa-peristiwa sejarah yang tertuangdalam buku teks/pelajaran sejarah semata. Apa yang dipelajari siswa dari buku-buku tersebut merupakan sesuatu yang dianggap pinal dan sebagai suatu kebenaran abadi.Keterkaitan antara peristiwa sejarah yang dipelajaridari buku-buku tersebut dengan perkembangan yang terjadi dengan masyarakat disekitar siswa dapat dikatakan tidak ada. Semakin tua suatu peristiwa sejarah semakin jauh jarak waktu antara peristiwa itu dengan diri siswa, dan makin lemah pula keterkaitannya dengan apa yang terjadi dimasyarakat sekitar diri siswa. Sayangnya keterkaitan yang semakin erat tidak pula terjadi antara peristiwa sejarah kontemporer dengan peristiwa sosial, budaya, dan ekonomidisekitar siswa.Harus diakui bahwa seharusnya keterkaitan itu terjadi erat antara peristiwasejarah kontemporer yang menyangkut tema politik dengan kehidupan kenegaraan dan politik yang terjadi disekitar kehidupan siswa. Sayangnya proses pendidikan sejarah disekolah tidak memberikan pengalaman edukatif yang kuat bagi siswauntuk melihat dan memanfaatkanketerkaitan tersebut. Pengembangan tujuan pendidikan sejarah yang dikemukan di atas menuntut adanya pembaharuan dalam proses pendidikan sejarah. Proses pendidikan sejarahsudah harus mendekatkan dan mengkaitkan apa yang dipelajari siswa dari buku pelajaran sejarah dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan sejarah sudah harus menempatkan siswa dalam posisi yang lebih baik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengaitkan apa yang dipelajarinya dengan kenyataan kehidupan. Pendidikan sejarah dimasa mendatang harus dapat menghapuskan anggapan pada diri siswa bahwabelajar sejarah adalah belajar tentang sesuatu yang sudah lampau tanpa ada maknanya bagi kehidupan mereka pada masa sekarang. Tiga dimensi waktu sejarah: masa lampau, masa kini, masa yang akan datang. Ketiganya berkaitan dalam satu hubungan kausalita dan harusmenjadi pendekatan baru dalam pendidikan sejarah. Para siswa yang belajar sejarah harus secara jelas dapat melihat keterkaitan itu,dan tentu saja kemampuan melihat keterkaitan itu harus dikembangkan secara serius.Demikian pula dengan proses pendidikan sejarah yang seharusnya memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami apayang terjadi disekitarnya. Dinding sekolah tidak boleh lagi menjadi pemisah antara apa yang dipelajari siswa disekolah dalampendidikan sejarah dengan apa yang terjadi dimasyarakatnya. Pendidikan sejarah dimasa mendatang harus pula memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan wawasan bahwa cerita sejarah yang mereka baca dibuku pelajaran dan buku sejarah lainnyaadalah hasil rekontruksi sejarawan. Rekontruksi tersebut dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah ilmu sejarah. Sebagaimana layaknyailmu-ilmu lain,suatu hasilrekontruksi sejarah sangat ditentukan oleh kelengkapan fakta yang dimiliki. Perbedaan terjadi hanya dalam kesempatan melengkapi, mendapatkan,atau bahkandalam pengertian data dan fakta yang lengkap.

PAGE – 8 ============
Pengembangan pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah di wilayah Nusantara diikuti dengan pengembangan semangat patriotisme, nasionalisme,dan toleransi. Dalam konteks ini peristiwa-peristiwa sejarah tersebut dilihat sebagai titik awal perkembangan kehidupan dan justifikasi historis kehadiran bangsa Indonesia sekarang dengan wawasan dan pandangan bahwa pertumbuhan dan perkembangan berbangsa dan bernegara sekarang adalah suatu kelanjutan dari kehidupan masa lalu di batas wilayah tanah air Indonesia masa ini. Dengan kata lain dalam belajar sejarahwawasan kesejarahan, rasa patriotisme, dan semangat nasionalisme siswa sebagai generasi peneruskehidupanbangsa dibangun atas dasar pemahaman dan pewarisan kehidupan dengan wilayah Republik Indonesia sebagai fi level of anlysis fl.Pengembangan kemampuan berpikirkronologis dalam pendidikan sejarah dibangun berdasarkan apa yang dipelajari siswa dari peristiwa sejarah yang satu ke peristiwa sejarah yang lain bersamaan dengan pengembangan sikap toleransi. Peristiwa sejarah yang awalnya ditandai oleh waktunya yang lebih awal diikuti oleh perkembangan pada peristiwa berikutnya sehingga pada diri siswa diharapkan berkembang berpikir kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah yang berkenaan dengan kehidupan manusia Indonesia diwilayah geografis dan budaya yang jauh dari lingkungan siswa digunakan untuk memperkuat rasa kebangsaan dan mengembangkan sikap toleransi. Suatu kenyataan yang harusdiakui bahwa baik proses pengembangan kemampuan berpikir kronologis yang merupakan kemampuan berpikir dasar dalam sejarah maupun sikap toleransi dikembangkan baru sebagai fi nurturant effect fl Proses pengajaran sejarah yang terjadi tidak memberi kesempatan bagi guru untuk merancang pengembangan kualitas kesejarahan ini dalam suatu proses pendidikan kuat. Oleh karena itu, sebenarnya sukar juga untuk mengatakan bahwa siswa yang belajar sejarah selama 9 tahun (tamatan pendidikan dasar 9 tahun) atau selama 12 tahun (tamatan SMA) telah mengembangkan kemampuan berpikir kronologis yang tidak saja terbentuk karena peristiwa sejarah satu lebih awal dibandingkan lainnya,tetapi juga kemampuan menentukan berbagai peristiwa sejarah dalam suatu perspektif waktu yang tidak selalu linear. Persoalan yang sama dapat dikatakan berkenaan pula dengan pengembangan rasa kebangsaan dan sikap toleransi. Dalam kurikulum sekolah,pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai peristiwa sejarah diperluas dengan berbagai peristiwa sejarah diluar tanah air dalam satu garis waktu yang paralel dengan peristiwa sejarah yang terjadi di tanah air.Berbagai peristiwa sejarah di kawasan Asia, Afrika, Eropa, Amerika,dan Australia dirancang untuk dipelajari siswa. Pusat-pusat kebudayaan di Cina, India, Iraq, Mesir, Yunani, Romawi,dan lain-lain dipelajari bersamaan dengan pengembangan sikap toleransi. Catatan yang sama dapat dikatakan pada aspek pengembangan sikap toleransi yang dilakukan melalui kajian peristiwa di luar Indonesia.Tentu saja tak perlu dikemukakan bahwa tujuan pendidikan sejarah yang harus diperkuat tetapi sesuai dengan tuntutandan tantangan kehidupan yang dihadapi sekarang dimasa mendatang pendidikan sejarah harus mengembangkan tujuan pendidikannya lebih dariyang ada sekarang. Pendidikan sejarah harus

PAGE – 9 ============
memaksimumkan kemampuannya dan mengambil peran yang lebih banyak dalam mempersiapkan anak didik memasuki kehidupan masa mendatangyang penuh kejutan berdasarkan kekuatan yang dimiliki peristiwa sejarah. Peristiwa sejarah adalah peristiwa yang berkaitan dengan perkembangan, perubahan,dan ketidakpastian kehidupan manusia dimasa lalu. Oleh karena itu,peristiwa sejarah dapat memberikan pelajaran yang sangat tepat dan bermanfaat bagi persiapan kehidupansiswamasa mendatang. Pada saat sekarang peran peristiwa sejarah dalam mengembangkan kualitas manusia masa mendatang baru bersifat potensial. Untuk merialisasikan potensi yang dimilikinya itu menjadi suatu kemampuan,diperlukan adanya penyempurnaan yang sesuai dengan sifat dan keunggulan. Peristiwasejarah dapat memberikan kontribusinya dalam pengembangan kualitas anak bangsa harus dilakukan. Artinya secara teknis pembaharuan kurikulum dan proses pengajaran sejarah merupakan suatufi conditio sine qua non fl apabilaperan pendidikan sejarah hendak dimaksimalkan agar mampu memberikan kontribusinya yang maksimal pula dalam mempersiapkan siswa untuk kehidupan mereka dimasyarakat dalam lingkungan bangsa dan dalam lingkungan dunia. PenutupSejarah merupakan ilmuyang mempelajari peristiwa masa lampau, masa kini,dan masa yang akan datang. Pendidikan sejarah membentuk dan membangun berpikir kronologis pengembangan nilai-nilai nasionalisme, patriotisme,dan toleransi,baik lokal maupun nasional.Pengembangan kemampuan berpikir secara kronologisdalam pendidikan sejarah dibangun mulai dari lingkungan terdekat yaitu keluarga. Sebagai contoh,anak tahu dan mengenal siapa ibu bapaknya, neneknya, pamannya,dan sebagainya, terus berkembang pada lingkungan sekitar, lingkungan lokal, lingkungan nasional,dan akhirnya internasional. Dari sisi pendidikan formal,pendidikan sejarah mulai diberikan pada siswa Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.Untuk materi sejarah pada tingkat Sekolah Dasar tidak berdiri sendiri ( Social Science ),tetapi tergabung dalam materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS),dan untuk kelas rendah disampaikan secara tematik. Daftra PustakaHarris. HL.1930. The teaching of History in Secondary School. Sydney: Angus & Robertson Ltd. Hasan.1996. PandanganDasar Mengenai KurikulumPendidikan Sejarah. Pidato Pengukuhan Guru Besar.Hasan.1996. Kurikulum dan Buku teks sejarah. Makalah disajikan di Kongres Nasional Sejarah. Jakarta. Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto.1993. Sejarah Nasional Indonesia ,Jakarta: Balai Pustaka.

PAGE – 10 ============
Panel Sejarah Lisan.1982/1983. Seminar Sejarah Nasional III . Jakarta: Proyek ISDN. Soekmono.1984. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia . Yogyakarta: Yayasan Kanisius.Tosh. John.1984. The Pursuit of History. Aims Methods andNew Direction in the Study of Modern History: London and New York: Longman. Sartono Kartodiharjo.1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodelogi Sejarah . Jakarta: Gramedia.

134 KB – 10 Pages