516 KB – 69 Pages

PAGE – 4 ============
4Laporan ini merupakan publikasi independen, disusun berdasarkan permintaan UNESCO atas nama masyarakat internasional. Laporan ini merupakan upaya kolaboratif para anggota Tim Laporan dan banyak orang, lembaga, institusi dan pemerintah berbagai negara. Tujuan penggunaan dan penyajian materi publikasi ini tidak mewakili pendapat pihak manapun dari UNESCO baik berkenaan dengan status hukum negara manapun, teritori, kota atau daerah, maupun pihak berwenang terkait, atau pun mengenai batas-batas wilayah atau perbatasan. Tim Laporan Pemantauan Pendidikan Global bertanggung jawab atas pilihan dan penyajian fakta yang terdapat dalam laporan ini dan atas pandangan yang disampaikan di dalamnya, yang belum tentu mewakili UNESCO dan tidak mengikat Organisasi. Tanggung jawab keseluruhan atas pandangan dan pendapat yang disampaikan dalam Laporan ini berada pada Direktur. Laporan Pemantauan Pendidikan Global (GEM) merupakan publikasi tahunan independen. Laporan GEM didanai oleh sekelompok pemerintah berbagai negara, lembaga multilateral dan yayasan swasta, serta difasilitasi dan didukung oleh UNESCO. Tim Laporan Pemantauan Pendidikan Global Direktur: Aaron Benavot Manos Antoninis, Madeleine Barry, Nicole Bella, Nihan Köseleci Blanchy, Marcos Delprato, Glen Hertelendy, Catherine Jere, Priyadarshani Joshi, Katarzyna Kubacka, Leila Loupis, Kassiani Lythrangomitis, Alasdair McWilliam, Anissa Mechtar, Branwen Millar, Claudine Mukizwa, Yuki Murakami, Taya Louise Owens, Judith Randrianatoavina, Kate Redman, Maria Rojnov, Anna Ewa Ruszkiewicz, Will Smith, Emily Subden, Rosa Vidarte and Asma Zubairi. Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Global Education Monitoring Report team c/o UNESCO, 7, place de Fontenoy 75352 Paris 07 SP, Prancis Email: gemreport@unesco.org Tel.: +33 1 45 68 07 41 www.unesco.org/gemreport https://gemreportunesco.wordpress.com Setiap kesalahan atau data yang tidak tercantum, yang ditemukan setelah laporan dicetak akan dikoreksi di versi online di www.unesco.org/gemrepor © UNESCO, 2016 Hak cipta dilindungi Edisi pertama Diterbitkan tahun 2016 oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu, dan Budaya Perserikatan Bangsa Bangsa 7, Place de Fontenoy, 75352 Paris 07 SP, Prancis Pracetak oleh UNESCO Desain gra˜s oleh FHI 360 Tata isi oleh FHI 360 Foto sampul muka dan belakang : Fadil Aziz/ ALCIBBUM PHOTOGRAPHY Ilustrasi komik oleh Toby Morris Seri Laporan Pemantauan Pendidikan Global Baru 2016 Pendidikan bagi manusia dan bumi: Menciptakan masa depan berkelanjutan untuk semuaSeri Laporan Pemantauan Global EFA 2015 Education for All 2000-2015: Achievements and challenges2013/4 Teaching and learning: Achieving quality for all 2012 Youth and skills: Putting education to work 2011 The hidden crisis: Armed con˚ict and education 2010 Reaching the marginalized 2009 Overcoming inequality: Why governance matters 2008 Education for All by 2015: Will we make it? 2007 Strong foundations: Early childhood care and education2006 Literacy for life 2005 Education for All: The quality imperative 2003/4 Gender and Education for All: The leap to equality2002 Education for All: Is the world on track? Foto sampul muka memperlihatkan anak-anak sekolah dari Pulau Palau Papan di kepulauan Togean, Sulawesi, Indonesia. Anak-anak yang berasal dari suku Bajo tersebut, tinggal di rumah-rumah panggung dan harus menyeberangi jembatan sepanjang 1,8 kilometer menuju pulau tetangga Melange untuk pergi ke sekolah setiap hari.

PAGE – 5 ============
5Kata Pengantar Pada bulan Mei 2015, Forum Pendidikan Dunia di Incheon (Korea Selatan), mengumpulkan 1.600 peserta dari 160 negara hanya dengan satu tujuan: bagaimana cara mewujudkan pendidikan berkualitas dan kegiatan belajar seumur hidup yang inklusif dan merata untuk semua orang pada tahun 2030? Deklarasi Incheon bagi Pendidikan 2030 berperan penting dalam membentuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk Pendidikan untuk fiMewujudkan pendidikan berkualitasyang inklusif dan merata dan mendorong terciptanya kesempatan belajar seumur hidup untuk semua orangfl. Deklarasi ini mempercayakan UNESCO dengan kepemimpinan, koordinasi dan pemantauan agenda Pendidikan 2030. Deklarasi ini juga mendorong Laporan Pemantauan Pendidikan Global (GEM) untuk memberikan pemantauan dan pelaporan independen tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk Pendidikan (SDG 4), dan untuk pendidikan dalam SDG lain, selama lima belas tahun berikutnya. Tujuan akhir agenda ini adalah agar tidak ada orang yang tertinggal. Tujuan seperti itu memb mempercepat kemajuan dalam rangka mewujudkan SDG 4, berdasarkan indikator dan sasaran yang kita miliki, dengan kemerataan dan inklusi sebagai ukuran keberhasilan secara keseluruhan. Laporan ini membuat tiga pesan sangat jelas. Pertama, kebutuhan mendesak untuk pendekatan baru. Dengan tren dewasa ini, hanya 70% anak di negara berpenghasilan rendah yang akan menyelesaikan sekolah dasar pada tahun 2030, tujuan yang seharusnya sudah tercapai pada tahun 2015. Kita membutuhkan niat politik, kebijakan, inovasi dan sumber daya untuk menggenjot tren ini. Kedua, jika kita serius tentang SDG4, kita harus bertindak dengan cepat, dan dengan komitmen jangka panjang. Kegagalan untuk melakukannya tak hanya berdampak buruk terhadap pendidikan, namun juga menghambat setiap kemajuan dan seluruh tujuan pembangunan: pengentasan kemiskinan, pemberantasan kelaparan, peningkatan kesehatan, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, produksi dan konsumsi yang ramah lingkungan, kota yang tangguh, dan masyarakat yang lebih setara dan inklusif. Terakhir, kita harus mengubah dasar pemikiran kita tentang pendidikan dan perannya dalam kesejahteraan manusia dan pembangunan global. Dewasa ini, lebih daripada sebelumnya, pendidikan memikul tanggung jawab untuk mengembangkan jenis keterampilan, sikap dan perilaku yang tepat, yang akan mewujudkan pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif. Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 mengimbau kita agar mengembangkan tanggapan menyeluruh dan terpadu terhadap banyak tantangan sosial, ekonomi dan lingkungan yang kita hadapi. Ini berarti kita harus melangkah ke luar dari batas-batas tradisional dan menciptakan kemitraan yang efektif, dan lintas sektor. Masa depan berkelanjutan untuk semua menyangkut harga diri manusia, inklusi sosial dan perlindungan lingkungan. Itu adalah masa depan di mana pertumbuhan ekonomi tidak memperburuk ketidaksetaraan namun memberikan kesejahteraan untuk semua; di mana daerah perkotaan dan pasar tenaga kerja dirancang untuk memberdayakan setiap orang dan kegiatan ekonomi, masyarakat maupun perusahaan, berorientasi kepada lingkungan. Pembangunan Berkelanjutan adalah kepercayaan bahwa pembangunan manusia tidak bisa terwujud tanpa bumi yang sehat. Melaksanakan agenda SDG baru membutuhkan kita semua untuk merenungkan tujuan akhir dari kegiatan belajar seumur hidup. Karena, jika dilaksanakan dengan benar, tidak ada yang dapat menandingi kekuatan pendidikan dalam mengembangkan warga yang mandiri, berpikir matang, berperan aktif dan memiliki keterampilan tinggi, yang dapat memetakan jalan untuk mewujudkan bumi yang lebih aman, lebih hijau dan lebih adil untuk semua. Laporan baru ini memberikan bukti relevan untuk memperkaya diskusi dan menyusun kebijakan yang dibutuhkan untuk menjadikan hal ini sebagai kenyataan untuk semua. Irina Bokova Direktur Jenderal UNESCO

PAGE – 6 ============
6Kata Pengantar Laporan Pemantauan Pendidikan Global (Laporan GEM) 2016 tersusun apik namun bernada mencemaskan. Ini laporan besar: komprehensif, mendalam dan tajam. Sekaligus meresahkan. Karena laporan ini menyatakan pendidikan memainkan peran sangat penting dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), namun juga menjelaskan langkah kita untuk mencapai SDG masih sangat jauh. Laporan ini seharusnya memberikan peringatan kepada seluruh dunia dan akan membawa peningkatan besar-besaran dalam tindakan yang diambil untuk mewujudkan SDG 4. Laporan GEM memberikan penjelasan lengkap dan akurat tentang bagaimana pendidikan merupakan unsur paling vital bagi setiap dimensi pembangunan berkelanjutan. Pendidikan yang lebih baik akan mewujudkan peningkatan kemakmuran, pertanian yang lebih maju, hasil yang lebih baik di bidang kesehatan, penurunan kekerasan, peningkatan kesetaraan gender, modal sosial yang lebih tinggi dan lingkungan alam yang lebih baik. Pendidikan merupakan kunci untuk membantu semua orang di seluruh dunia mengerti mengapa pembangunan berkelanjutan merupakan konsep yang begitu vital bagi masa depan kita bersama. Pendidikan memberi kita sejumlah alat kunci Œ bagi perekonomian, di bidang sosial, teknologi, bahkan dalam hal etika Œ untuk menerima SDG dan mewujudkannya. Fakta- fakta ini disampaikan melalui rincian yang apik dan istimewa dalam seluruh laporan. Ada begitu banyak informasi yang dapat digali dari berbagai tabel, gra˜k dan teks. Namun laporan ini juga menekankan kesenjangan yang menonjol antara posisi dunia dewasa ini dalam hal pendidikan, dan posisi yang dijanjikan akan dicapai dunia pada tahun 2030. Kesenjangan dalam hal pendidikan yang diperoleh kaum kaya dan kaum miskin, di dalam suatu negara dan antar negara, semata begitu buruk. Di banyak negara miskin, anak-anak miskin menghadapi rintangan yang nyaris mustahil untuk dikalahkan dalam situasi saat ini. Jangankan memperoleh pendidikan berkualitas, mereka bahkan tidak mempunyai buku di rumah; tidak memiliki kesempatan mengecap taman kanak- kanak; dan belajar di tempat tanpa listrik, air, dan kebersihan memadai, tanpa guru yang memenuhi syarat, tanpa buku pelajaran maupun perlengkapan lain yang umumnya tersedia bagi pendidikan dasar. Dampaknya sangat mencemaskan. Meski SDG 4 ingin melihat setiap orang menyelesaikan pendidikan menengah atas pada tahun 2030, dewasa ini, hanya 14% penduduk di negara-negara berpenghasilan rendah yang berhasil mencapai tingkat pendidikan tersebut (Tabel 10.3). Laporan GEM mengambil tugas yang penting untuk menentukan berapa banyak negara yang akan mencapai target tahun 2030 berdasarkan perkembangan yang terjadi, atau bahkan dengan melalui jalur yang menandingi negara yang maju paling cepat di kawasan. Jawabannya membuat kita harus berpikir serius: kita membutuhkan kemajuan yang sangat cepat, sehingga kita harus bekerja praktis segera, agar mempunyai peluang untuk sukses dengan SDG 4. Orang yang sinis mungkin berkata, fiKami sudah bilang, SDG 4 tidak akan terwujud™, lalu menyarankan agar kita menerima ‚kenyataan.™ Namun mengingat laporan ini menyadarkan kita dengan berbagai cara, kepasrahan seperti itu merupakan sikap yang sembrono dan tidak bermoral. Jika kita meninggalkan generasi muda saat ini tanpa pendidikan sekolah yang memadai, itu berarti kita melemparkan mereka dan dunia ke masa depan yang berisi kemiskinan, berbagai bahaya lingkungan, bahkan kekerasan dan ketidakstabilan sosial selama beberapa dekade mendatang. Tak ada alasan untuk pasrah. Laporan pesan ini adalah kita perlu bersatu untuk mempercepat pencapaian di bidang pendidikan dengan upaya lebih besar daripada yang pernah dilakukan sebelumnya.

PAGE – 8 ============
8Rangkuman Laporan Pemantauan Pendidikan Global 2016 PENDAH ULU ANPada Pertemuan Ke-70 Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa bulan September 2015, negara-negara anggota menetapkan agenda pembangunan global baru, Mengubah dunia kita: Agenda 2030 bagi Pembangunan Berkelanjutan. Inti agenda adalah 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG), termasuk SDG 4 tentang pendidikan. Ketujuh belas SDG menetapkan prioritas pembangunan hingga 2030 dan menggantikan Tujuan Pembangunan Milenium dan tujuan Pendidikan untuk semua (EFA), setelah tenggat waktu keduanya berakhir pada tahun 2015. Laporan Pemantauan Pendidikan Global (Laporan GEM), yang disusun berdasarkan pengalaman seri Laporan Pemantauan Global EFA sebelumnya, menerima mandat baru untuk menilai kemajuan pendidikan di bawah Agenda 2030. Laporan GEM 2016, pertama dari rangkaian 15 tahun yang baru, membahas hubungan rumit antara pendidikan dan aspek-aspek lain dari pembangunan berkelanjutan, bersama dengan implikasi pemantauan SDG 4. Laporan ini menunjukkan pendidikan tidak akan dapat mewujudkan seluruh potensinya untuk membawa dunia ini maju kecuali jika tingkat partisipasi sekolah meningkat drastis, belajar menjadi kegiatan seumur hidup dan sistem pendidikan sepenuhnya merangkul pembangunan berkelanjutan. Bagian tematik laporan menyoroti bukti, praktik dan kebijakan yang menunjukkan bagaimana pendidikan dapat menjadi katalis bagi seluruh agenda pembangunan berkelanjutan. Bagian tersebut menyajikan argumentasi kuat tentang tipe-tipe pendidikan yang vital untuk mencapai tujuan pengentasan kemiskinan, pemberantasan kelaparan, peningkatan kesehatan, kesetaraan dan pemberdayaan gender, pertanian berkelanjutan, kota yang tangguh dan masyarakat yang lebih setara, inklusif dan adil. Bagian pemantauan menangani banyak tantangan seputar cara menilai kemajuan SDG 4, termasuk rekomendasi nyata bagi perubahan kebijakan. Tujuh sasaran pendidikan dan ketiga cara pelaksanaan SDG 4 masing-masing diteliti secara bergantian. Selain itu, pembiayaan pendidikan dan sistem pendidikan dianalisis, begitu juga sejauh mana pendidikan dapat dipantau dalam tujuan SDG lainnya. Membangun blok dan sinergi potensial untuk agenda pemantauan pendidikan global yang lebih efektif dan e˜sien selama 15 tahun ke depan diidenti˜kasi pada tingkat nasional, regional dan internasional. TA BEL ˛:Baga˜mana pend˜d˜kan se˚ara t˜p˜ka˛ berka˜tan dengan Tu˝uan-tu˝uan Pembangunan Berke˛an˝utan ˛a˜nnya Tujuan 1 Pendidikan sangat penting untuk mengangkat orang keluar dari kemiskinan Tujuan 10 Jika dapat diperoleh semua orang, pendidikan akan menciptakan perbedaan nyata terhadap ketidaksetaraan sosial dan ekonomi. Tujuan 2 Pendidikan memainkan peran kunci dalam membantu orang beralih ke metode pertanian yang lebih berkelanjutan, dan memahami gizi. Tujuan 11 Pendidikan dapat memberi orang keterampilan untuk ikut serta membentuk dan memelihara kota yang lebih ramah lingkungan, dan untuk mewujudkan ketangguhan dalam situasi bencana.Tujuan 3 Pendidikan dapat menciptakan perbedaan yang sangat menentukan dalam beragam isu kesehatan, antara lain kematian di usia muda, kesehatan reproduksi, penyebaran penyakit, gaya hidup sehat dan kesejahteraan. Tujuan 12 Pendidikan dapat menciptakan perbedaan yang sangat menentukan terhadap pola produksi (misalnya berkaitan dengan ekonomi sirkuler) dan terhadap pemahaman konsumen tentang barang yang diproduksi dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan pencegahan limbah. Tujuan 5 Pendidikan bagi perempuan dan anak perempuan sangat penting untuk memberikan kemampuan baca tulis dasar, meningkatkan keterampilan dan kemampuan partisipatif, dan meningkatkan kesempatan dalam hidup. Tujuan 13 Pendidikan merupakan kunci meraih pengertian massal tentang dampak perubahan iklim dan melakukan adaptasi serta mengurangi dampak yang berbahaya, khususnya di tingkat daerah. Tujuan 6 Pendidikan dan pelatihan meningkatkan keterampilan dan kapasitas untuk memakai sumber daya alam dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan dapat mendorong kebiasaan menjaga kebersihan. Tujuan 14 Pendidikan penting dalam meningkatkan kesadaran tentang lingkungan laut dan membangun konsensus proaktif tentang pemakaian yang bijaksana dan ramah lingkungan. Tujuan 7 Program pendidikan, khususnya yang bersifat non-formal dan informal, dapat mendorong penghematan energi yang lebih baik dan penerimaan terhadap sumber energi yang dapat diperbarui.Tujuan 15 Pendidikan dan pelatihan meningkatkan keterampilan dan kapasitas untuk menopang mata pencaharian yang ramah lingkungan dan menghemat sumber daya alam dan keragaman hayati, khususnya di lingkungan yang terancam bahaya. Tujuan 8 Ada hubungan langsung antara vitalitas ekonomi, kewirausahaan, keterampilan yang dicari oleh pasar tenaga kerja dan tingkat pendidikan. Tujuan 16 Mempelajari ilmu belajar bermasyarakat merupakan hal yang vital untuk memfasilitasi dan memastikan masyarakat yang partisipatif, inklusif dan adil, juga keharmonisan di kalangan anggota masyarakat. Tujuan 9 Pendidikan dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan, demi membangun infrastruktur yang lebih tangguh dan industrialisasi yang lebih berkesinambungan. Tujuan 17 Kegiatan belajar seumur hidup membangun kapasitas untuk mengerti dan mendorong pengembangan kebijakan dan praktik yang ramah lingkungan. Sumber: ICSU dan ISSC (2015).pendidikan tidak akan dapat mewujudkan seluruh potensinya untuk membawa dunia ini maju kecuali jika tingkat partisipasi sekolah meningkat drastis, belajar menjadi kegiatan seumur hidup dan sistem pendidikan sepenuhnya merangkul pembangunan berkelanjutan.

PAGE – 11 ============
11Pendidikan dan pembangunan berkelanjutan: bagaimana keduanya ber- hubungan dan mengapa hubungan ini penting Bumi: Kelestarian lingkungan Tindakan manusia baik pribadi maupun kolektif telah membebani bumi dan makhluk hidup yang menghuninya. Karena manusia jelas turut berkontribusi pada penurunan kondisi lingkungan, cepat hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, tindakan manusia juga harus memberikan solusi terhadap tantangan-tantangan ini. Pendidikan dapat memainkan peran besar dalam transformasi yang dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan yang lebih lestari, selaras dengan prakarsa pemerintah, masyarakat madani dan sektor swasta. Pendidikan membentuk nilai dan perspektif. Pendidikan juga berkontribusi terhadap pengembangan keterampilan, konsep dan alat yang dapat digunakan untuk mengurangi atau menghentikan praktik-praktik yang tidak berkelanjutan. Peran multifaset pendidikan dalam keberlanjutan tidak selalu positif. Pendidikan dapat berkontribusi terhadap praktik- praktik yang tidak berkelanjutan, termasuk pemakaian sumber daya yang berlebihan, dan memperburuk lenyapnya pengetahuan dan cara hidup alami yang relatif ramah lingkungan. Pendidikan mungkin perlu dibentuk dan diubah untuk memastikan dampak yang diciptakannya bersifat positif. PERILAKU MANUSIA TELAH MENGAKIBATKAN KRISIS LINGKUNGANTiga pemahaman paling lazim tentang bagaimana perilaku manusia mengakibatkan degradasi lingkungan mencakup demogra˜, gaya hidup modern dan perilaku individu. Penjelasan demogra˜ menyebutkan sudah terlalu banyak orang di bumi: populasi global meningkat tiga kali lipat antara tahun 1950 dan 2015, dan diperkirakan akan bertambah satu miliar lagi sehingga mencapai delapan setengah miliar pada tahun 2030. Konsep gaya hidup modern berfokus pada konsumsi sumber daya per kapita yang lebih tinggi oleh orang yang tinggal di perkotaan dan negara yang lebih kaya. Negara dimana standar hidup meningkat pesat telah menyaksikan nyaris dua kali lipat jejak ekologi dalam dua dekade terakhir. Pada tahun 2012, hampir sebagian besar negara berpenghasilan tinggi memiliki jejak ekologi yang tidak ramah lingkungan. Penjelasan perilaku individu memandang individu sebagai sumber masalah lingkungan sekaligus solusi potensial terhadap masalah melalui, misalnya, kebijakan yang mendorong daur ulang, pemakaian sepeda dan mobil berbahan bakar e˜sien. BELAJA R PENTING UNTUK MENGATASI TANTANGAN˙TANTANGAN INIPendidikan memiliki peran kunci untuk dimainkan dalam mengatasi tantangan lingkungan. Pendidikan, khususnya bagi anak perempuan dan perempuan, merupakan cara paling efektif meredam pertumbuhan penduduk, meningkatkan otonomi perempuan dalam mengambil keputusan berkaitan dengan kesuburan dan pemilihan waktu kehamilan. Pendidikan dapat memberikan mata pencaharian lebih baik dengan cara meningkatkan pendapatan, dan orang-orang terampil sangat dibutuhkan bagi transformasi perekonomian dan sistem pangan. Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku pribadi dan kolektif terhadap lingkungan melalui pendekatan pembelajaran kontemporer, tradisional dan seumur hidup. Analisis terhadap 78 kurikulum nasional menunjukkan 55% memakai istilah ‚ekologi™ dan 47% menggunakan istilah ‚pendidikan lingkungan™.

516 KB – 69 Pages