HUKUM ACARA PERADILAN. HAK ASASI MANUSIA*. ) Oleh : HM. Kabul Supriyadhie. 1. PENYELIDIKAN, PENYIDIKAN, PENANGKAPAN DAN PENAHANAN. 1.1 Penyelidikan.

100 KB – 25 Pages

PAGE – 1 ============
HUKUM ACAR A PERAD ILAN HAK ASAS I MANUSIA *) Oleh : HM. Kabu l Supri yadhie 1. PENYELIDIKAN , PENYIDIKAN , PENANGKAPA N DAN PENAHANAN 1.1 Pen yeli dikan Di dala m Pasa l 1 angka 5 Und ang-Undang Nomo r 26 tahu n 2000 merumuska n tentan g penyelidika n yai tu: “Pen yelidi kan adala h ser angk aian tinda kan penyelidi k untu k men cari dan menemuka n ada tida knya suatu peristiw a yan g did uga merupa kan pelanggara n hak asas i manus ia yang berat gun a ditindaklan juti denga n penyidika n sesuai dengan ketentua n yan g dia tur dalam undang-undang ini.” Adapu n pelaksanaa n penyel idikan terhada p pelanggara n hak asasi manu sia diatu r di dalam Pasal 18 yaitu: (1) Penyelid ikan terhada p pelangga ran hak asas i man usia yan g berat dila kuka n ole h Komi si Nasional Hak Asa si Manu sia. (2) Komis i Nasiona l Hak Asas i Manu sia dala m melaku kan penyel idi kan sebagaiman a dima ksud dala m aya t (1) dapat membentu k tim ad hoc yan g terdir i ata s Komis i Nasional Hak asa si Manusia dan unsur masyarakat. Ala san penyelidika n harus dila kuka n oleh Komisi Nasiona l Hak Asasi Manus ia dimaksudka n unt uk men jaga obyektivi tas hasi l penyelidi kan *) Ma kalah disampaikan pada Pelati han Calon Advokat kerjasa ma PBHI dengan PERADI, Senin, 4-12-2006 di Graha Wisata Kuningan Jakarta. 1

PAGE – 2 ============
karen a lembag a Komisi Nasiona l Hak Asas i Manusi a adala h lembaga yan g bersi fat independen. Sedangka n anggot a tim ad hoc ter dapa t unsu r mas yara kat yaitu merupa kan toko h masyara kat dan anggota mas yarakat yang pro fesional, berdedika si, berintegrita s tinggi , dan menghaya ti di bidan g hak asasi manusia. Dala m melak sanakan penyelidi kan sebag aiman a dimaksud di atas penyelidi k ber wenang: 1. Mela kukan pen yelidika n dan pemerik saan terhada p peristiw a yang timbu l dalam masyaraka t yan g berda sarkan sifat atau lingkupnya patut didug a terdapat pelangga ran hak asas i manus ia yan g berat. 2. Menerim a lapora n atau penga duan dari seseorang atau kelo mpok oran g tentan g terjad inya pelanggar an hak asas i yang berat, serta men cari keteranga n dan barang bukti. 3. Memanggi l piha k penga du, korban, ata u piha k yan g diadu kan untuk dimint a dan didenga r kete rangann ya. 4. Memanggi l sak si untuk dimin ta dan didenga r kesaksiann ya. 5. Menin jau dan mengumpulka n keteranga n di tempat kejadia n dan tempa t lainny a yang diangga p perlu 6. Memanggi l piha k ter kait untuk mem berika n keteranga n secara tertul is ata u men yerahka n doku men yan g diperlukan sesuai denga n aslinya. 7. Ata s perin tah penyidi k dapat melakuka n tindaka n berup a : a. pemerik saan surat b. penggeleda han dan pen yitaan c. pemerik saan sete mpat terhadap rumah, pekarangan , bangunan, dan tempat-tempa t lainny a yan g diduduk i ata u dimil iki pihak terten tu. d. Menda tangk n ahli dala m hubunga n denga n penyel idikan. Dala m hal penyelidi k mula i melakuk an pen yelidi kan suat u peristiwa yan g didug a merupaka n pelangga ran hak asasi yang berat penyelidik memberi tahukan hal itu kepad a penyidik. Di dala m Pasa l 10 Undang-undang No. 26 Tahu n 2000 ditentu kan sebaga i berikut: 2

PAGE – 3 ============
“Dala m hal tida k ditentuka n lai n dalam Undang -undan g ini, hukum aca ra ata s perkara pelanggara n hak asa si manu sia yang berat dila kuka n berdasarkan keten tuan hukum aca ra pidana”. Men yimak bunyi pasa l tersebut di atas , apabil a hal tersebu t tidak diatu r dala m und ang-undang No 26 tahu n 2000, maka ketentuan Hukum Acara Pidan a dapat dipakai . Tida k dijelaska n yan g dimaksudka n hukum aca ra pidan a itu hukum aca ra pid ana yang mana , dalam hal ini apakah termasu k jug a hukum aca ra pidan a militer. Akan tetap i kala u men yimak bunyi Pasa l 49, mak a hal itu akan menjad i jela s huku m aca ra yan g dimaksud adala h hukum acar a pida na umum . Seleng kapnya bunyi Pasal 49 itu sebag ai berikut: “Ketentua n mengena i kew enanga n Ata san yang Berha k Menghu kum dan Perwi ra Penye rah Perka ra sebagaiman a dimaksud Pasa l 74 dan Pasa l 123 Undang -undang No. 31 tahu n 1997 tentan g Peradi lan Militer dinyataka n tidak berlak u dala m pemeriksaa n pelanggara n hak asa si manu sia yang berat menuru t Und ang-undang ini .” a. Kapa n Pen yelidika n Dimulai Menuru t KUHAP, penye lidika n diintrodus ir denga n mot ivasi perlindunga n hak asa si manu sia dan pemba tasa n ketat ter hadap penggunaa n upaya paksa , di man a upaya paksa baru digunakan sebagai tindaka n terpaks a dilakukan . Penyel idi kan mendahulu i tinda kan-tindakan lai n yait u untuk menen tukan apakah suat u peristiwa yan g didug a tindak pidan a dapat dilakuka n penyidika n ata u tidak . Sedangka n di dalam Undang -undang nomor 26 Tahu n 2000 penyidi kan itu dapat dimulai sebagaiman a dimaksud dalam Pasal 20 yaitu: “Dala m hal nomis i Nas ional Hak Asasi Manusia berpendapat bahwa terdapa t bukti permulaa n yang cuku p tela h terjad i peri stiwa pelangga ran hak asasi man usia yang berat, maka kesimpulan hasil penyelidi kan disa mpaik an kepada penyidik.” Adapun untu k sampa i kepada kesimpulan bahw a tela h terjadi pelangga ran hak asasi manu sia harus dida sarkan pad a hasil penilaian terhada p informa si ata u data-data yang dipe role h ole h Komis i Nasional 3

PAGE – 4 ============
Hak Asasi Manus ia. Sedangka n informa si ata u data -data yan g diperlukan untuk melaku kan penyelidi kan dapa t diperole h melalu i: 1. Sumber-sumbe r ter tentu yan g dapa t dipercaya. 2. Adany a lapo ran langsun g kepada Komisi Nasiona l Hak Asas i Manusia dari orang, ata u kelompo k yang mengetahui tela h terjadiny a sua tu pelanggara n hak asas i manus ia. Sumber-sumbe r informasi yang dapat diperguna kan sanga t banya k, mungki n sumbe r terse but berupa orang , tul isan dala m mas s media, instans i/perusahaa n dan sebagainya. Lapora n langsun g yan g diterim a dar i orang/kelompo k yang mengetahu i terjadiny a suat u pela nggaran dapa t berup a lapora n tertulis dan dapa t jug a berup a lapora n lisa n yang oleh Komis i Nasiona l Hak Asas i dituangka n dala m Berit a Acar a Penerimaa n Laporan. Dala m lapora n dari oran g ata u kelompo k oran g dapa t ditarik kesimpula n ata u patu t didug a tel ah terjadiny a pelanggara n hak asa si manusia , hal itu merupaka n suat u pertimbanga n untuk memul ai melakuka n penyelidi kan ole h Komis i Nasiona l Hak Asasi Manusia. b. Tujua n Pen yelidikan Adapu n tujua n daripad a penyelidika n adala h untu k men dapatkan ata u mengumpulka n keterangan , bukt i ata u data -data yan g akan digunaka n untuk: 1. Menentuka n apaka h suat u peri stiw a yan g terjad i merupa kan pelangga ran hak asas i manusia. 2. Siap a yan g dapat dipertanggung jawabka n terhada p pelang gara n hak asas i tersebut. 3. Merupaka n persiapa n untuk ditinda k lanjuti. Untu k mengadaka n penyelidi kan mak a penyelidi k haru s mempunyai pengetahua n tentan g uns ur-unsu r ata u keten tuan tentan g pelan ggaran hak asa si manusi a yan g berat. Hal itu diperluka n untu k menentukan apaka h tela h terjad i pelanggara n hak asas i manusi a dan sia pa pelakunya . Bil a penyelidi k kura ng menguasainya , mak a arah penyelidi kan menjad i kuran g ter arah dan tida k menent u yang memungkinka n untu k menghasilka n suat u kesimpula n yan g keliru. 4

PAGE – 5 ============
Hasi l dari penyelidika n yan g baik , aka n dapat dipergunaka n untuk persiapa n menindaklanjuti , yait u denga n pengertia n bahw a apabila penyelidi kan tela h selesai , mak a penyelidi k tela h mempunya i gamba ran sebagaiman a dimak sud ole h Pasa l 20 Undang -undng No. 26 Tahun 2000. Aga r supay a tujua n penyelidi kan dapat dicapa i sesua i dengan rencana , mak a sebelu m melakuka n kegiata n penyelidikan , terlebih dahulu disusu n sua tu rencan a penyelidi kan. Semu a kegiata n selanjutn ya haru s mengac u kepad a rencan a yan g tela h disusu n tersebu t agar terara h dan terkendal i denga n baik. Di dala m Undang -undang Nomo r 26 Tahu n 2000 tida k memperin ci tentan g penyusuna n ren cana penyelidika n yan g berbentu k pol a dari suat u rencan a penyeli dikan . Unt uk itu dala m rangk a mengadakan penyelidi kan, rencan a penyelidik an dapat menggunaka n siste m yang dipergunaka n dala m dunia intelije n denga n penyesuaia n sepe rlunya. Rencan a penyelidika n tersebu l haru s memua t tentang: 1. Sumbe r informas i yan g perl u dihubung i (orang , organisas i LSM, kelompo k orang , instansi , tempa t dan lain -lain). 2. Informas i ata u ala t hukt i apa yan g dihu tuhka n dari sumbe r tersebut (yan g bermanfaa t untu k pemhuktia n tela h terjad i pelanggara n hak asas i manusia). 3. Car a memperole h informas i atau ala t bukt i tersebu t (terbuka, tertutup , wawancara , interogasi , pemotreta n dan sebagainya. 4. Petuga s pelaksana. 5. Bata s waktu kegiatan. Penentua n sumbe r informas i dan penentua n tentan g informas i apa yan g dibutuhka n dari sumbe r tersebut , dida sarka n pada data -data/ informas i dasa r yan g tela h diperole h sebelumny a. Sedangka n cara memperole h informasi/ala t bukt i tergantun g pada penilaia n bagaimana kondi si sumber , apaka h muda h ata u sukar. c. Car a Penyelidikan Untu k meiakuka n penyelidika n dapat dilakuka n dengan car a sebag ai berikut: 1. Denga n melakuka n penyelidika n secar a terbuka. 5

PAGE – 6 ============
2. Denga n melakuka n penyeli dika n secar a tertutup. Penyelidi kan dilaku kan denga n car a terbuk a apabil a kete rangan – keterangan/data -data atau bukti -bukt i yan g diperluka n muda h untuk mendapa tkanny a dan denga n car a tersebu t diang gap tida k akan menggangg u dan menghamba t prose s penyelidika n selanjutn ya. Apabil a penyelidika n dilaku! can secar a terbuka , mak a penyelidik haru s memperlihat kan tand a pengena l dir i yan g dibua t ole h Komisi Nasiona l Hak Asas i Manusia. Apabil a penyelidika n itu dilakuka n secar a ter tutup , penyelidi k harus dapat menghindarka n dir i dari tinda kan-tindaka n yan g bertentangan denga n ketentuan -ket entua n undang -undang yan g berlak u. Untuk mengada kan penyelidika n secar a tertutu p mak a penyeli dik terlebih dahulu menguasa i tekni k penyelidika n secara tertutup. Bai k pen yeli dika n secar a terbuka , maupu n penyeli dika n secara tertutup , sedapa t mungki n menghin darka n dir i dari kemungki nan adanya tuntuta n gant i kerugian. d. Lapora n Hasi t Pen yelidikan Setela h penyelidika n selesa i dilakukan , penyelidi k mengola h data – data yan g tela h terkumpu l dan berdasarka n hasi l pengolaha n tersebut, disusu n suatu lapo ran hasi l penye lidi kan di man a lapora n tersebut memua t : 1. Sumbe r data/keterangan. 2. Data/keteranga n apa yan g dipero leh dari setia p sumbe r tersebut. 3. Baran g bukti. 4. Analisa. 5. Kesimpula n tentan g kebenara n telah terjad i pelan ggara n hak asa si manusia. 6. Sara n tentan g tindakan -tinda kan apa yang perl u dila kuka n dalam taha p penyidika n selsnjutnya. Apabil a tela h selesa i dilakuka n penyelidika n dan hasil penyelidi kan tela h disusu n seca ra rinc i sehin gga penyelidi k berkesimpula n telah terjad i pelanggara n hak asas i manusia , mak a penyelidi k melapor kan hasi l penyelidika n itu kepad a penyidi k sebagaiman a dimak sud dalam Pasa l 20 aya t (1) yaitu: 6

PAGE – 8 ============
ata u tela h memenuh i unsur -unsu r tinda k pidan a pelanggara n hak asasi manusia , taha p selanjutny a adala h dilakuka n penindakan/penyidi kan ole h pen yidik. Penyidika n perkar a pelangga ran hak asasi manu sia diatu r di dalam Pasa l 21 Undang -Undan g No. 26 Tahu n 200 0 yaitu: (1) Penyidika n perkar a pelangga ran hak asas i manusi yang berat dila kuka n ole h Jaks a Agung. (2) Penyidika n sebagaiman a dimaksu d dala m (1) tida k termas uk kewenanga n meneri ma lapora n ata u pengaduan. (3) Dala m pelaksanaa n tuga s sebaga iman a dimaksu d dala m aya t (1) Jaks a Agun g dapa t mengangka t penyidi k ad hoc yan g terdir i atas unsu r pemerinta h dan ata u masyarakat. (4) Sebelu m melaksanaka n tugasnya , penyidi k ad hoc mengucapkan sumpa h dan janj i menuru t agamany a masing -masing. (5) Untu k dapa t diangka t menja di penyidi k ad hoc haru s memenu hi syarat: a. Warg a negar a Republi k Indone sia. b. Berumu r sekurang -kurangny a 40 (empa t puluh ) tahun. c. Berpendidika n sarjan a huku m atau sarjan a lai n yang mempunyai keahlia n di bidan g hukum. d. Seha t jasman i dan rohani, e. Berwibaw a, jujur , adil , dan berkelakua n tida k tercela. f. Seti a kepad a Panca sila dan Undang -Undang Dasa r 1945. g. Memilik i pengetah uan dan keped ulian di bidang hak asasi manusia. Taha p peninda kan adalah taha p penyidi kan di man a dimula i dila kuka n tindakan -tindaka n huku m yan g langsun g bersinggungan denga n hak-hak asas i manusi a yait u berup a pembatasa n bahkan mungki n berup a “pelangga ran” hak asas i manusia , yait u berupa penahanan. Taha p ini dilak sana kan setela h penyidi k meras a yaki n bahwa telah terjad i suat u pelanggara n hak asa si manusi a yan g bera t dan untuk memperjela s segal a sesuat u tentan g pelanggara n hak asas i itu diperlu kan tindakan -tindaka n ter tent u yan g berup a pemb atasa n dan 8

PAGE – 9 ============
“pelangga ran” hak-hak asas i seseorang/kelompo k yan g bertanggung jawa b terhada p terjadiny a pelanggara n fla k asas i yan g bera t tersebut. Dala m melakuka n penyidika n ata s lapora n Komis i Nasiona l Hak Asas i Manusia , mak a penyidik mence k kebenara n lapora n tersebut denga n memeriks a di tempa t kejadian. Jik a lapo ran tela h terjad i perist iwa pelanggara n hak asas i manusia itu benar , mak a apabil a si pelak u masih berad a di tempa t tersebut, penyidi k dapa t mela rang si pelak u ata u tersangk a meninggalka n tempat kejadian . Selanjutny a penyidi k mengadaka n peme riksaan -pemeriksaan seperlun ya termasu k memer iksa iden tita s tersangk a ata u menyuruh berhent i orang -oran g yan g dicuriga i melakuka n pelanggara n hak asasi manusi a dan melaran g orang -oran g kelua r masuk tempa t kejadian. Kemudia n penyidi k berusah a mencar i bukti -bukt i yan g digunaka n untuk melakuka n kejahata n pelanggara n hak asas i manusi a yan g bera t itu. Apabil a pemeriksaa n di tempat kejadia n selesa i dilakuka n dan barang -baran g bukt i tela h pul a dikum pulkan , mak a selanjutny a harus disusu n suat u kesimpula n sementa ra bahw a tela h terjad i pelangga ran hak asas i manusi a yan g bera t dala m suat u berit a acara. Penyidika n sebagaiman a dimaksu d di ata s haru s diselesai kan paling lamba t dala m jangk a wakt u 90 (se mbila n puluh ) hari terhitun g sejak tangga l hasi l pen yelidika n diterim a dan dinya taka n lengka p oleh penyidik. Apabil a jangk a dala m jangk a wakt u tersebu t di ata s pelak sanaan penyidika n belu m selesa i dila kukan , mak a jangk a wakt u tersebu t dapat diperpanjan g untu k wakt u palin g lam a 90 (sembi lan puluh ) hari oleh Ketu a Pengadila n Hak Asasi Manusi a sesuai dengan daera h hukumrtya. Kala u ternyat a setela h perpan janga n wakt u selam a 90 (sembilan pulu ) hari itu ternyat a pen yidi kan masih belu m jug a dapat diselesaikan, mak a waktu penyidika n masi h dapa t diperpanjan g untu k wakt u paling lam a 60 (ena m puluh ) hari ole h Ketua Pengadila n Hak Asa si Manusia sesua i denga n daera h hukumnya. Setela h perpanjanga n wakt u penyi dika n sebagaiman a tersebu t di ata s ternyat a penyidi k tida k mendapa tkan bukti -bukt i yan g cukup , maka Jaks a Agun g haru s mengeluark an sura t perinta h penghentian 9

PAGE – 10 ============
penyidikan . Apabil a tersangk a berad a dala m tahanan , mak a perl u juga mengelua rkan sura t perin tah pelepa san dari tahanan. Apabil a sura t perinta h penghentia n penyidi kan tela h dikeluarkan, aka n tetap i dikemudia n har i terny ata terdapa t bukti -bukt i ata u ala san yan g cukup, mak a penyidi kan dapat dibuk a kembal i dala m rangka melengkap i hasi l penyidika n yan g tela h dilakuka n dan selanjutn ya dila kuka n penuntutan. Dala m hal penghentia n penyidika n sebagaiman a dimaksu d di atas tida k dapat diterim a ole h korba n ata u keluar ganya , mak a korban, keluargany a sedara h ata u semend a dala m gari s luru s ke ata s ata u ke bawa h sampa i denga n deraja t ket iga, berha k mengajuka n praperadilan kepad a Ketu a Pengadila n Hak Asa si Manusi a sesua i dengan daerah hukumny a dan sesua i denga n ketentua n peratu ran perundang -undangan yan g berlaku. 1.3 Penangk apan Setela h penyidi k menerim a lapora n dar i penyelidi k yait u Komi si Nasiona l Hak Asasi Manu sia tentan g tela h terjadiny a suatu peristiwa pelangga ran hak asas i manusia , maka sehaga i kelanjuta n daripada adany a pelanggara n yan g dilakuka n ole h seseoran g ata u beberapa orang , apabil a penyidi k mempunya i dugaa n kera s diserta i bukti -bukti permulaa n yan g cuku p mak a penyi dik dapat melakuka n penangkap an terhada p tersangk a sebagaiman a dimaksu d di dalam Pasa l 11 aya t (1) Undang -undang Nomo r 26 Tahu n 200 0 yaitu: “Jaks a Agun g sebagai penyidi k berwenan g melakukan penangkapa n untu k kepentinga n penyidika n terhada p seorang yan g didug a kera s melakuka n pelanggara n hak asasi yan g berat berdasarka n bukt i permulaa n yan g cukup.” Berkenaa n denga n hal tersebu t mak a penyidi k dala m mengg unakan ala t berup a penangkapa n dan penahanan , mak a haru s dilanda si keyakina n adany a “presumptio n of guil “. Hal ini berart i bahwa sebel um penyidi k mengambi l keputusa n untu k menangkap/menahan , maka penyidi k haru s mempunya i bukt i permulaa n yan g cuku p sert a dugaan kera s tela h dilakuka n pelanggara n hak asas i yan g bera t ole h tersangka. 10

PAGE – 11 ============
Apabil a penyidi k masi h meras a rag u mengena i kesalaha n tersangka, mak a haru s dipili h tindaka n yan g meringankan , denga n jala n tidak melakuka n penang kapan/penahana n atas dir i tersangka . Tindak an penyidi k mengambi l putusa n yan g demikia n dala m ilm u huku m dikenal denga n asas “in de bio proreo”. Kala u penyidi k tela h meras a yaki n aka n kesalaha n tersangka , maka penyidi k barula h melakuka n penangkapa n sesua i denga n kewen angan sebagaiman a dimaksu d dala m pasa l 11 tersebu t di atas. Penangkapa n tida k dapat dilaku kan secar a sewenang -wenang, karen a hal itu melangga r hak asas i manusi a. Untu k menangkap seseorang , mak a penyidi k haru s mengelua rkan sura t perintah penangkapa n diserta i ala san-alasa n penangkapa n dan uraia n singkat sifa t perkar a kejahata n yan g dipe rsangkakan . Tanp a sura t perintah penangkapa n tersangk a dapat menola k petuga s yan g bersangkutan. Perinta h penangkapa n baru dikelua rkan kala u suda h ada dugaa n keras tela h terjad i pelanggara n hak asa si yang bera t diserta i pul a bukti permulaa n yan g cukup. Adapu n yang dima ksud denga n bukt i permulaa n yang cukup ialah bukt i permulaa n untu k mendug a adany a pelangga ran hak asas i manusia yan g berat . Pasa l ini menunjukka n hahw a perinta h penangkapa n tidak dapat dilakuka n denga n sewenang -wenang , tetap i ditujuka n kepada merek a yan g betul -betu l mela kukan tinda k kejahatan . Setela h tersangka ditangka p denga n sura t perinta h maupun tersangk a yan g tertangkap tangan , mak a dala m wakt u 1 x 24 jam tersangk a tela h seles ai diperiksa. Apabil a tida k cuku p bukt i untuk alasa n penahanan , mak a tersangka haru s dibebaska n sebag aiman a dim aksu d dala m Pasa l 19 aya t (1) KUHAP. Permasalaha n yan g dihadap i dala m soa l penangkapa n ini antara lain adala h sebaga i berikut: Undang -undan g tida k memberika n definisi/pengertia n apa itu “bukti permulaan” . Keseragama n penafs ira n ini perl u gun a menghindari terjadiny a hal yan g tida k kit a ingink an. Seba b bisa terjad i sesuat u hal ole h penyidi k diangga p seb agai bukt i permulaan , tetap i ole h Hakim Pra -peradila n yan g memeriks a sah tida knya penangkapa n suatu hal itu 11

100 KB – 25 Pages