Hajat / Selamatan adalah suatu tradisi yang dilaksanakan dipedesaan atau Sedangkan perlengkapan untuk acara ruatan, terdiri dari : Tumbuh-.
16 pages

100 KB – 16 Pages

PAGE – 1 ============
49 BAB VI TRAD I SI UPACARA HAJAT / SE LAMATAN DAN PELAKSANAANNYA DI KAMPUNG CITUNDUN KEDUSUNAN TANJUNGSARI DESA JATISARI KEC. SINDANGBARANG KAB. CIA NJUR 6.1. Tradisi dan P elaksanaan U pacara 6.1.1. Kondisi Geografis Kampung Citundun Padusunan Tanjungsari Desa Jati Sari Kampung Citundun Padusunan Tanjungsari merupakam wilayah administratif kecamatan Sindanag barang. Letak Kampung Citundun 10 KM. Sebelah barat Kecamatan Sindangbarang, juga disebelah barat Kecamatan Agrab an ta. Batasan – batasan wilayah Kampun g Citundun sebela h utara dengan Perhu t ani yaitu kebon Jati Milik PERUM, sebelah selatan berbatasan dengan desa Kertasari dan sebelah timur dibatasi oleh perkebunan masyarakat dan sekaligus batas wilayah kec. Cibinong. Untuk menjangkau ke Kampunng Citundun tidak sulit, kare na transportasi termasuk jalannya apabila di musim kemarau terlalu sulit juga kecuali pada musim hujan karena jalannya itu masih belum merata dibangun. Luas kesesluruhan Kampu ng Citundun adalah 1725 Hektar, yang terdiri satu kedusunan Tanjungsari, diantara nya pemukiman penduduk, sawah, tanah mati, tanah wakaf, perkebunan, lapangan olah raga dan yang lainnya b. Keadaan Jumlah Populasi Jumlah penduduk Kampu ng Citundun dalam satu kedusunan dan satu RW, dibagi empat ke – RT – an jumlah jiwa keseluruhan 840 jiwa, k ondisi pertambahan penduduk Kampunng Citundun senantias a dipengaruhi oleh jumlah kelahiran dan kema tian setiap tahunnya. Disamping hanya bebera pa persen saja yang diakibatkan karena terjadi pernikahan atau pindahnya penduduk dari satu kamp u ng ke kam pung lainnya atau dari satu desa ke desa lainnya bahkan kecama tan atau kabupaten (Sumber data : Monografi k edusunan Tanjungsari tahun2002).

PAGE – 2 ============
50 c. Keadaan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu sarana yang penting bagi manusia dalam mencapai kehidupan k esejahtraan potensi sumber data manusia (SDM) yang banyak jika tidak diimbangi dengan kualitas pendidikan yang memadai sudah tentu tidak ada Eirtinya bagi pembangunan nasional. Pendidikan dapat dijadikan ukuran bagi suatu bangsa apakah bangsa tersebut masi h terbelakang, berkembang ataukah sudah maju. Proses pendidikan hendaknya memperhatikan keseimbangan pendidikkan jasmanai dan rohani. Pendidikan jasmani akan menghasilkan tenaga – tenaga yang profesional terlatih dalam segala bidang, sedangkan pendidikan roh ani akan melahirkan kepribian manusia yang normatif. Berkenaan dengan pentingnya pendidikan tersebut diatas proses pendidikan memerlukan suatu pola pembinaan, metodologi yang tepat dan teraarahkan. Demikain pula persoalan pendidikan di Kampun g Citundun ter masuk daerah yang masih terbelekang karena dilihat secara fisik sekolah dasar hanya ada satu kecuali pesantren ada tiga bangunan fisik yang santrinya relatif sedikit. d. Keadaan Masyarakat Menurut Profesinya Masyarakat Kampu ng Citundun termasuk bermata pencarian beragam, namun mayorita s penduduknya petani di ladang dan disawah secara atamiah stratifkkasi sosial masyarakat Citundun terbagi padatigatingkatanyaitutinggi, menegah, dan rendah. Mas ya rakat Citundun mayoritas tergolo ng pada mayoritas menengah. Hal ini terlihat dari bangunan fisik rumah dan alat – alat yang dipakai dalam sehari – harinya. 6 . 1. 2. K ondisi K eagamaan , S osial , E konomi , dan B udaya Kampu ng Citundun yang jumlah penduduknya mencapai 840 jiwa dapat dipresentasikan seratus perseen masyrakat bergama Islam namun demikkian belum dapat dikatakan sebagai masyarakat yang Islarai hal demikian terdapat pula di desa Jatisari Kec. Sindangbarang Kab. Cianj ur. Kesadaran masyarakat dalam penglaman ajaran agama Islam masih rendah, sedang dan sudah tinggi. Hal ini terlihat dari kenyataan yang terjadi pada masyarakat Citundun, seluruhnya agama islam terbukti dengan tertulis pada kartu tanda penduduk yang

PAGE – 3 ============
51 seluruhnya beragama mayoritas Islam, namun sebagian masih memegang teguh nilai – nilai kepercayaan nenek moyang dan tradisi animisme serta dinamisme. Salah satu upaya terus dilakukan oleh para juru dakwah setempat yang diawali pada tahun 1970 adalah dengan mengadakan pengajian – pengajian umum. Ini dapat terlihat dari bangunan fisik yang ada sekarang ini. a. Kondisi Sosial Sebagai masyarakat desa pada umumnya bersifat kegotongroyongan ini merupakan ciri khas yang ada p ada masyarakat Kampung Citundun. Hal ini dapat dilihat mulai dari aparat desa sampai masyarakat desa yang paling rendah, mereka sering bekerjasama untuk melaksanakan kerjabakti sos ial seperti dalam pembangunan rumah, jalan, jembatan, dan juga termasuk haja tan. Adapun hubungan interaksi individu berjalan sebagaimana layaknya kehidupan desa. Tidak membedakan etnis tertentu karena kehidupan didasari oleh naluri mereka yang merasa bersaudara dan bermasyarakat. b. Kodisi Budaya Penduduk Kampung Citundun termasuk diantara yang masih memegang adat istiadat. Hal ini tercermin dalam berbagai macam pelaksanaan kenduri, seperti Kenduri Perkawinan, Khitanan, Kematian , Kenduri tujuh bulan kehamilan seseorang, manakiban, dan lain – lain. Pa da pelaksanaan kenduri tersebut terlihat pada percampuran nilai – nilai ajaran agama Islam dengn adat istiadat setempat, sehingga sulit diidentifikasai mana yang adat mana yang agama. Walaupun demikian pengaruhnilai baru mulai tampakterlihat dalm pemakaian a lat – alat baru yang merupakan bagian dari kemajuan teknologi. Misalnya sepeda motor, mobilsebagi srana transportasi sudah tidak asing lagi bagi mereka, radio, televise dan yang lainnya. Disamping juga di dalam bidang pertanian mereka menggunakan alat – alat b aru seperti: traktor, alat penggilingan padi dan lain – Iain. Semua itu menunjukan bah w a masyarakat desa, bukan masyarakat tradisional sama sekali. Namun mereka masyarakat yang telah mengenal dan menggunakan sarana – sarana modern sebagai bagian dari k ehidupan, yang berarti

100 KB – 16 Pages