by I Sajogo · Cited by 4 — Terdapat pola pervasif dari sikap acuh tak acuh dan kekerasan untuk berkuasa atas orang lain sejak 15 tahun, yang terdiri dari 3 atau lebih :.

107 KB – 11 Pages

PAGE – 1 ============
1 KEPRIBADIAN ANTISOSIAL: FOKUS PADA WHITE – COLLAR CRIME Ivana Sajogo * Didi Aryono Budiyono ** *Dokter, Peserta PPDS I Psikiatri Departemen/SMF Psikiatri FK Unair /RSUD Dr. Soetomo Surabaya ** Staf pengajar pada Departemen/SMF Psikiatri FK Unair /RSU D Dr. Soeto mo Surabaya A bstrack Antisocial patients are perhaps the most extensively studied of all those with persoality disorders, but they are untreatable. The term psychopath has grown again in popularity in recent years as a diagnostic term that implies particular psychodynamic and even biological featu res that are not captured in the DSM – IV – TR criteria of antisocial personality disorder (ASPD). A comprehensive understanding of ASPD must begin with recognition that biological factors clearly contribute to the etiology and pathogenesis of the disorder. (G abbard,2000) In practice, ASPD is often linked to criminal behaviour. White collar crime (WCC) is a subtle crime with minimum risk t o get caught and even if caught. Unfortunately, most people do not perceive it as serious as crime against other human being such as burglary or rape. (Hare ,2000) Can they not be treated? Diagnosis and treatment often become difficult because it is related to the stigma which give significans effect to the patient , 2010) Key words : antisocial person ality, white – collar crime 1 . PENDAHULUAN G angguan kepribadian antisosial , awalnya menunjukkan kelompok perilaku kriminal yang terjadi . P sikopat ditentukan oleh karakter pribadi dan perilaku sosial yang menyimpang. Kebanyakan kriminal bukanlah psikopat, na bayangan huku . (Hare, 2006) Dalam perspektif WCC tidak mu dah menggambarkan suatu makna, m enarik, karena menyangkut dan menyentuh aspek yang dilihat tetapi tidak dilihat, yaitu terlib atnya individu terhormat dalam suatu komunitas / negara. Mereka diharapkan memberi contoh dan teladan, ternyata menjadi kapten korporasi . Jika awalnya diarahkan kepada perbuatan, dalam perkembangan diarahkan kepada individu yang melakukan dan selanjutnya kor porasi itu sendiri . (Sahetapy, 1994)

PAGE – 2 ============
2 2 . PSIKOPAT, SOSIOPAT DAN ANTISOSIAL Secara harafiah psikopati berarti sakit jiwa – berasal dari kata psyche , jiwa dan pathos , penyakit. Masyarakat awam menyebutnya (Hare, 2006) Pada tahun 1952 dalam psikiatri terjadi revisi nom enklatur kepribadian psikopatik menjadi kepribadian sosiopatik. T ahun 1968 , terminologi kepribadian sosiopatik berubah menjadi bentuk gangguan kepribadian antisosial, y ang dipakai sampai sekarang ini . (Cleckley, 1988; Rodrigo, 2010) Ciri – ciri p sikopat menurut Psychopathic Checklist – Revised sebagai berikut : fasih berbicara d eng an daya tarik yang superfisial, merasa di ri berharga, berbohong, menipu dan manipulatif, emosi dangkal atau kurangnya rasa bersalah, kurangnya empati dan sifat tidak berperasaan, gaya hidup parasit, rendahnya kontrol perilaku, peri laku seksual yang sembarangan, tidak realistik, impulsif , tidak bertanggung jawab, gagal mengerjakan tanggung jawab pribadi, relasi pernikahan yang pendek, kenakalan masa remaja, pandai dala m tindak kriminal . (Pasanen & Lee, 2008; Blair, 2010; James, 2010) Sosiopat hanya peduli terhadap keinginan dan kebutuhan mereka, sangat selfishness dan egosentris. Terbanyak pada pria, meningkat juga pada wanita. Mer eka memiliki temperamen normal, beb era pa bersikap agresif, tidak punya rasa takut , yang lain dikenal sebagai manipulator . (James, 2010) 3. MEMAHAMI KEPRIBADIAN ANTISOSIAL Banyak pembaca terkejut mengetahui beberapa sifat terbaik mereka menunjukkan ciri – ciri kepribadian antisosial, dalam bent uk pasif, c ontoh Chri stopher Columbus . P etualangan membuat mereka dikagumi dan disebut jantan. M ereka adalah orang yang menyukai tantangan, menganggap orang – orang dapat menjaga diri mereka sendiri, persuasif secara interpersonal dan enggan untuk menetap. D i masa kanak dan remaja mereka nakal, pemberani dan kuat saat dewasa . (Millon & Davis, 2000) Dissenting Personality (kepribadian yang kerap berselisih) mewakili va rian antisosial lingkup normal , sedikit lebih patologis. M e lakukan segala hal dengan cara mer eka sendiri , mau menanggung konsekuensinya, k adang bermain – main dengan batas hukum untuk mengejar tujuan /k einginan nya . M ereka melihat diri sendiri seba gai orang merdeka, berotonomi. Otoritas dipandang rendah. T idak suka rutinitas sehari – hari, impul sif, tid ak bertanggung jawab, d apat memotivasi diri sendiri dan sangat kaya ide/ kreatif . (Millon & Davis, 2000)

PAGE – 3 ============
3 P ribadi yang menderita disorde r secara konsisten melanggar norma sosial melalui aktifitas ilegal, sementara style antisosial mel etakkan sistem nilai dir inya di atas nilai kelompok . Jika pa sien gangguan menggunakan berbagai bentuk kebohongan untuk mencapai tujuannya, style pribadi antisosial sangat licin, cenderung menyiasati dan memutar fakta demi keuntungannya tanpa harus nyata – nyata berbohong. Jika pa sie n gangguan terlalu impulsif untuk mempertimbangkan konsekuensi tindakannya, style pribadi antisosial terlalu mengasihi diri sendiri, tetapi tahu kapan ia harus menunda melakukan sesuatu demi kepuasan diri, karena jika tidak hal itu akan melanggar norma sos ial atau akan melukai diri sendiri atau orang lain. Jika pa sien gangguan mudah marah , agresif sampai berkelahi atau menyerang berulang – ulang, style pribadi antisosial bertindak asertif dalam menciptakan kesan kehadirannya secara fisik . Jika pa sien gangguan secara sembrono mengabaikan keselamatan dirinya dan orang lain, style antisosial melihat diri sendiri sebagai orang yang lebih resistant terhadap ri siko, tidak sembrono . Jika pa sien gangguan secara konsisten tidak bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan k ewajiban keuangannya, style pribadi antisosial lebih suka merdeka dan menghabiskan uang untuk bersenang – senang sekarang daripada menabung dengan bijaksana untuk masa depan. Akhirnya, jika pa sien gangguan tidak memiliki nurani/ kesadaran dan merasionalisasi eksploitasi terhadap orang lain, style pribadi antisosial secara agresif / impulsif melayani dirinya sendiri tetapi dalam batas moral, sosial dan hukum . (Millon & Davis, 2000; Gabbard, 2005) 4. EPIDEMIOLOGI P revalensi ASPD 2 – 3% populasi di Amerika . Mereka G abbard, 2005 ditemukan di daerah tengah kota yang miskin, banyak yang drop out dari se kolah . P opulasi ASPD di penjara kira – kira 75% . P erbandingan laki dan perempuan bervariasi dari 4: 1 hingga 7,8 : 1. Onset terjadi nya sebelum usia 15 tahun . P ada l a ki – laki da pat lebih awal. (Cameron & Rychlak, 1985; Farrington & Coid, 2003; Gabbard, 2005; Sadock & Sadock, 2007) Antisosial dapat timbul pada perempuan . Perempuan yang menarik, menggairahkan dengan pesona interpersonal , manipulatif sering dianggap histeria , histri onik dan borderline . Setiap orang akan memberinya keuntungan tanpa ragu – rag u. Pola familia l, 5 kali l e b i h s e r in g pada sanak saudara first degree d ari l a ki – laki . (Gabbard, 2005; Sadock & Sadock, 2007)

PAGE – 4 ============
4 5. ETIOLOGI 5 .1 BIOLOGI Antisosial merupakan ganggua n moral brain . Area yang mengalami disfungsi adalah amigdala, bagian sistem limbik yang berperan dalam emotional learning , aversive conditionin g , respon terhadap rasa takut dan emosi lain. A migdala mengolah emosi signifikan dari rangsangan eksternal, berin teraksi dengan hipokampus (tempat menyimpan memori emosi) dan b erinteraksi dengan fungsi kognitif korteks orbitofrontal dalam merespon suatu rangsangan. Amigdala memungkinkan individu untuk belajar sesuatu ( object ) atau perilaku yang baik dan buruk, sehing ga sangat berperan dalam pengambilan keputusan secara moral. Hal ini karena amigdala mempunyai hubungan timbal balik ( reciprocal ) dengan korteks temporal. Oleh sebab itu individu antisosial dengan gangguan pada amigdala akan sulit untuk bersosialisasi (Pas anen & Lee, 2008; DeLisi, 2009; Blair, 2010) Selain amigdala, ventromedial prefrontal cortex ( vmPFC ) juga b erperan dalam perkembangan dan pengambilan keputusan secara moral serta mempertahankan perilaku sosial yang dapat diterima. Informasi yang dihasilka n amigdala tidak hanya dikirim ke temporal dan korteks visual namun dikirim juga ke vmPFC dan korteks orbitofrontal . Korteks orbitofrontal berperan dalam mengontrol emosi dan menilai positive/negative reinforcement . Hipoaktifitas dari amigdala dan korteks orbitofrontal, seperti juga disfungsi vmPFC menunjukkan kepribadian yang keras kepala dan tidak berperasaan. ( Pasanen & Lee, 2008; DeLisi, 2009; Rodrigo , 2010) P eranan serotonin, kortisol dan testosteron dalam perilaku agresi dan antisosial telah dibuktik an . Fungsi kortisol secara fisiologis mempersiapkan individu untuk kondisi yang sulit, membuat individu sensitif terhadap rasa takut dan melakukan penarikan diri yang tepat. (Rodrigo , 2010) 5 .2 GENETIK DAN POLA ASUH Penelitian pada anak kembar membuktik an bahwa faktor genetik mempengaruhi perkembangan antisosial . Angka kriminalitas 2 – 3 kali lebih tinggi pada kembar monozi g ot dibandingkan kembar dizigot. (Gabbard , 2005) Corley, menganalisa single nucleotide polymophism pada sampel remaja yang berperilaku antisosial dan pecandu obat, didapatkan 2 gen yang berpengaruh yaitu CHRNA2

PAGE – 5 ============
5 dan reseptor µ opiod (berperan pada penyalahgunaan zat) . (Millon & Davis , 2000; Rodrigo , 2010) S alah satu faktor ri siko terburuk bagi perilaku antisosial adalah callous – unemotional ( CU ) traits , digambarkan sebagai kurangnya empati, kurangnya perasaan bersalah , miskinnya ekspresi emosi, relatif stabil dalam masa kanak – kanak sampai remaja . K epribadia n ini menunjukkan sub – kelompok yang penting dari antisosial dan kenakalan remaja . Peneliti behavioral genetics yakin faktor keturunan CU traits sangat kuat. Mereka menemukan gen kekerasan dan perilaku antisosial menempati lokasi spesifik di otak. Begitu pu la gen yang mempengaruhi fungsi amigdala, meliputi gen tryptophan hydroxylase – 2, gen neuropeptide Y, dopamine catabolic enzyme catechol – O – methyltransferase dan MAO – A . ( Kimonis, 2008; DeLisi, 2009) 6. V ARIASI KEPRIBADIAN ANTISOSIA L (Millon & Davis 2000) Ra gam antisosial di bawah ini, meng gambarkan kombinasi gagasan yang diwariska n langsung oleh teori evolusi. Lima Variasi Kepribadian Antisosial Sumber : Millon & Davis 2000, The Antisocial Personality i n Personality Disorder in Modern Life , New York : Jo hn Wiley & Sons Inc. , p . 102 – 36

PAGE – 6 ============
6 7. MEMAHAMI WCC (Sahetapy, 1994; Weisburd & Waring , 2001; Strade , 2002 ; Baker , 2004; Shuan , 2010 ) Terlepas dari makna , perumusan serta ruang lingkup kejahatan korporasi, i stilah yang acapkali digunakan adalah WCC , organizati onal crime, organized crime, georganiseerde misdaad, groepscriminaliteit, misdaad onderneming, business crime, syndicate crime . K ejahatan korporasi, bukanlah suatu barang baru; yang baru adalah kemasan, bentuk serta perwujudannya. Sifatnya dasar nya sama, b ahkan dampaknya yang merugikan masyarakat sudah dikenal sejak jaman dahulu . Kriminologis dan sosiologis, Edwin Sutherland adalah orang pertama yang WCC dilakukan oleh seorang ter hormat , memiliki status sosial tinggi , jaringan operasi besar dan organisasi yang kuat . Termasuk yang dilakukan badan hukum / badan legal lainnya. B erupa penipuan dan penggelapan pajak. Henderson (1901) , pengajar di University of Chicago telah berbicara t entang educated criminals . P emikiran nya banyak dipengaruhi pemahaman religius , bahwa pendidikan yang seharusnya menjadi dasar bangunan moral , ternyata membuka jalan untuk pelbagai kejahatan . Edward Alsworth Ross (1907 ), p engajar di University of Stanford menulis buku Sin and Society , menekankan aspek moral dan menyebut para pemimpin criminaloid corporate executives , para hakim yang korup , yang menerima uang suap ( corrupt judges ) . Ross mengga mbarka n mereka sebagai manusia serigala berbulu domba . Paul Tappan (1911 – 1964), seorang doktor bidan g sosiologi dan ilmu hukum , m enekanan aspek yuridis , apakah orang yang dinyatakan bersalah sudah diproses secara hukum dan dipidana. P erbedaan menunjukkan persepsi yang bersifat gradasi , dari perbuatan (fase pertama) ke o rang (fase kedua) dan kemudian pada korporasi (fase ketiga), berikut akan bergeser ke fase keempat yaitu faktor kolusi antara para birokrat yang berkedudukan dan berkuasa dalam pemerintahan dengan para pimpinan korporasi . Merujuk pada Nook Y (1993) d an Ruin JE (1996) , tiga penyebab utama WCC yaitu : 1) peluang melakukan kejahatan, 2) tekanan situasi pada individu, 3) persoalan yang menyinggung integritas .

PAGE – 8 ============
8 memiliki toleransi atas rasa fru stasi, pula antisosial. Mereka hanya dapat dihalangi oleh ancaman hukuman yang konkrit . 10. DIAGNOSIS GANGGUAN KEPRIBADIAN ANTISOSIAL Kriteria DSM – IV – TR (Gabbard , 2005; Sadock & Sadock , 2007 ) : 1. Terdapat pola pervasif dari sikap acuh tak acuh dan kekerasa n untuk berkuas a atas orang lain sejak 15 tahun, yang terdiri dari 3 atau lebih : a. Gagal untuk menyesuaikan diri dengan norma sosial dan hormat pada tindakan berdasarkan hukum, ditandai dengan berkali – kali melakukan tindakan yang merupakan alasan ia ditahan b. Ketidakjujuran, ditandai bohong berulang – ul ang, menggunakan nama lain/ menipu c. Impulsiv itas / kegagalan untuk merencanakan sesuatu d. Mudah tersinggung, agresif, ditandai perkelahian berulang kali / penyerangan e. Sikap acuh tak acuh yang sembrono terhadap keselamata n diri sendiri / orang lain f. Tindakan tidak bertanggung jawab yang konsisten ditandai dengan kegagalan berulang dalam mempertahankan perilaku bekerja yang konsisten / menghormati kewajiban keuangan g. Kurangnya rasa penyesalan ditandai dengan biasa saja / merasional isasi dirinya disakiti, dicuri, dianiaya oleh orang lain 2. B erusia minimal 18 tahun 3. Bukti terjadinya gangguan tingkah laku timbul sebelum 15 tahun 4. Timbulnya perilaku antisosial yang tidak terjadi pada keadaan skizofrenia / episode manik 12. PENATALAKSANAA N P engobatan biasanya dipaksakan / disertai ancaman / mungkin dikelu arkan dari sekolah/ dipecat dari pekerjaan /dihadapkan pada perceraian/ dipenjarakan. Terapi farmakologis dan t erapi individual tidak efektif bagi antisosial murni. B eberapa terapis perc aya, perubah an seiring bert ambahn ya usia . Selama terapi, pasien – pasien ini dapat berboho ng, curang, mencuri, mengancam dan memperdaya. (Millon & Davis , 2000 ; Gabbard , 2005 ) Antisosial dan perilaku agresif pada remaja yang menunjukkan CU trait d isarankan memakai metode terapi fisik seperti electric shock . Bila gangguan sangat berat dapat

PAGE – 9 ============
9 dilakukan prefrontal lobotomy, topectomy dan transorbital lobotomy . (Cleckley , 1988; Kimonis , 2008) Salah satu terapi yang berkembang sejak akhir tahun 1970 – an yaitu Multisystemic Thera py ( MST ), melibatkan individu, keluarga dan lingkungan/ extrafamilial ( peer , sekolah, tetangga). Pendekatannya sangat kompleks Target utama MST adalah mengurangi aktivitas kriminal remaja, menurunkan perilaku antisosial bentuk lain seperti drug abuse , mengu rangi pengeluaran biaya dengan menurunnya penahanan . 13. PROGNOSIS Sekali gangguan kepribadian antisosial berkembang, perjalanannya akan terus menerus, perilaku antisosial memberat , biasanya terjadi pada remaja akhir. Prognosisnya bervariasi. Beberapa lap oran menunjukkan berkurangnya gejala pada usia tua. (Sadock & Sadock , 2007) 14. RINGKASAN Semua psikopat adalah antisosial namun tidak semua kepribadian antisosial adalah psikopat . (James , 2010) F aktor lingkungan memang menghasilkan perilaku a gresi, tida k adanya emosi dan sifat tidak berperasaan, namun ternyata aspek biologi memegang peran penting . Dua area penting di otak yang berperan terhadap disfungsi psikopatik adalah amigdala dan vmPFC . ( Pasanen & Lee , 2008; DeLisi , 2009; Blair , 2010; Rodrigo , 2010 ) P enggunaan pelbagai istilah atau ungkapan tidak lebih memudahkan permasalahan yang bertalian dengan wcc . Makin diperkenalkan istilah ditambah unsur baru, maka persoalan menjadi tambah rumit . (Sahetapy , 1994) Kepribadian dan kejahatan dihubungkan melalui 2 jalur. Pertama, secara ciri kepribadian dihubungkan dengan perilaku antisosial. Kedua, melalui pernyataan individu yang memiliki kepribadian antisos ial . (Reid , 2011) Prognosis yang ada bervariasi . ( Sadock & Sadock , 2007) K emungkinan perubahan bertambah be sar seiring penambahan usia pasien . (Millon & Davis , 2000) KEPUSTAKAAN Baker JS White – Collar Crime n Legal Memorandum , No.14 , Published by The Heritage Foundation, www.heritage.org/research/legalissues/lm14.cfm .

PAGE – 10 ============
10 Blair RJR, 2010, The Amygdala and Ventromedial Prefrontal Cortex in Morality and Psychopathy TRENDS in Cognitive Sciences , vol.11 , no.9. h ttp://www.sciencedirect.com . Cameron N & Rychlak JF , 1985, Personality and Substance Use Disorders i n Personality Development and Psychopathology A Dynamic Approach , 2nd ed n, Houghton Mifflin Company , Chicago, p . 461 – 62 . Cleckley H, n The Mask of Sanity , 5th ed n, CV Mosby Co, Georgia – USA, p.438. Cleckley H, 1988 , An Outline of The Problem n The Mask of Sanity , 5th edn, CV Mosby Co , Georgia – USA , p . 11 . DeLisi M et al, 2009, The Criminology of The Amygdala i n Criminal Justice and Behavior , 36; 1241 . http://cjb.sagepub.com by The Press Syndicate of The University of Cambridge, p1 – 26. http://www.cambridge.com Gabbard GO , 2005 , Cluster B Personality Disorders n Psychodynamic Psychiatry in Clinical Practice , 4th ed n, American Psychiatric Publishing Inc., USA , p . 513 – 39 . Hare RD , 2006, Tanpa Nurani , dalam Aziza L (ed ), PT. Graha Media Medika , Jakarta , p . 1 – 210 . James BL , 2010, Antisocial Personality, Sociopathy and Psychopathy n Personality 100.com . http;//w ww.personalitybook.c om Kimonis ER et al , 2008 , Assessing Callous Unemotional Traits in Adolescent Offenders: Validation of the Inventory of Callous Unemotional Traits International Journal of Law and Psychiatry , 31 241 252. Millon T & Davis R , 2000 , The Antisocial Pers onality i n Personality Disorder in Modern Life , John Wiley & Sons Inc., New York, p . 102 – 36 . Multisystemic Therapy at A Glance, 2004, in MST Treatment Model ,. http://www.mstservices.com , Pasanen A & Lee A, 200 n Cognitive Neuroscience , p.1 – 11. Academic Journal , vol. 3, issue 1. http://ww.stu dentpulse.com

PAGE – 11 ============
11 Rodrigo The Antisocial Person: An Insight In To Biology Classification and Current Evidence on Treatment Annals of General Psychiatry , 9:31. http://ww w.annals – general – psychiatry.com/content/9/1/31 . Sadock BJ & Sadock VA , 2007 , Personality Disorders n Grebb JA, Pataki CS, Sussman N (eds), Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry: Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry , 10th ed n, Lippincott William s & Wilkins , Philadelphia, p . 798 – 99 . Sahetapy J , 1994, Kejahatan Korporasi PT. Eresco , Bandung, Indonesia, p1 – 44 . – – 13. Strade JK , 2002 , Introduction to White – Collar Crime i n Understanding White C ollar Crime . Lexis Nexis, San Fransisco , p . 1 – 13. http://www.lexis.com (sitasi 25 Nopember 2010 ). Weisburd D, Waring E , 2001, White – Collar Crime and Criminal Careers Published by The Press Syndicate of The University of Cambridge , p . 1 – 26. http://www.cambridge.com

107 KB – 11 Pages