256 KB – 46 Pages

PAGE – 2 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah i Diterbitkan oleh : DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN M ENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Jl. R.S. Fatmawati, Cipete, Jakarta 12410 Telepon: (021) 7694140, 7696033 Koo r dinator Pengembang Modul D r . Ir. Eko W arisdiono, M.M. Kasubdit Kurikulum, Di r ektorat Pembinaan SM A Koo r dinator Pelaksana D rs . Sutrianto, M.Pd. Kepala Seksi Penilaian, Subdit Kurikulum Di r ektorat Pembinaan SMA Penulis Modul D r . I Wayan Widana, S.Pd., M.Pd. Dosen IKIP PGRI Bali HP: 08124670705 e – mail : i.wayan.widana.bali@gmail.com

PAGE – 3 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah ii Tim Pembahas Santoso Adi, M.Pd SMA N egeri 1 Balikpapan Ni Putu Eka Ernawati, S.Pd SMA N egeri 1 Singaraja M. Fadli Rasyid , S.Pd SMA Negeri 2 Tanjungpinang Khoirul Haniin , M.Pd SMA Negeri 3 Malang I Wayan Suadana SMA Negeri 1 Tabanan

PAGE – 6 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI i Pendahuluan A. Rasional 1 B. Bahan Bacaan 1 C. Tujuan 2 D. Hasil yang Diharapkan 2 E. Fokus Modul 2 Materi Pokok 1 Pengertian Dan Konsep Soal HOTS A. Pengertian 3 B. Karakteristik 3 C. Level Kognitif 7 D. Langkah -Langkah Penyusunan Soal HOTS 17 Materi Pokok 2 Peran Soal HOTS dalam Penilaian A. Penilaian 18 B. Peran Soal HOTS dalam Penilaian 18 Materi Pokok 3 Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal HOTS A. Strategi 20 B. Implementasi 20 Penugasan dan Refleksi A. Penugasan 222B. Refleksi 229

PAGE – 8 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 2 C. Tujuan Modul penyusunan soal HOTS untuk penilaian disusun dengan tujuan sebagai berikut . 1. Memberikan pemahaman kepada guru SMA tentang konsep penyusunan soal HOTS 2. Mengembangkan ke terampilan guru SMA untuk menyusun butir soal HOTS ; 3. Memberikan pedoman bagi p engambil kebijakan baik di tingkat pusat dan daerah untuk melakukan pembinaan dan sosialisasi tentang penyusunan soal HOTS . D. Hasil Yang Diharapkan Sesuai dengan tujuan penyusunan modul di atas, maka hasil yang diharapkan adalah sebagai berikut. 1. Meningkatnya pemahaman guru SMA tentang konsep penyusunan soal HOTS; 2. Meningkatnya keterampilan guru SMA untuk menyusun butir soal HOTS; 3. Terorganisirnya pola pembinaan dan sosialisasi tentang penyusunan soal HOTS . E. Fokus Modul Modul ini terdiri atas 3 (tiga ) materi pokok yang masing – masing membahas materi yang saling berkaitan satu sama lain, terdiri atas: 1. Materi Pokok 1: Pengertian dan Konsep Soal HOTS Bagian ini membahas tentang pengertian dan konsep soal HOTS , karakteristik soal – soal HOTS yang merupakan ciri khas soal HOTS dengan soal – soal bukan HOTS , level kognitif, dan langkah – langkah menyusun soal HOTS . Selain itu, pada bagian ini juga dipaparkan tentang bentuk – bentuk soal HOTS . 2. Materi Pokok 2: Peran Soal HOTS dalam Penilaian Bagian i ni membahas tentang peran soal HOTS dalam P enilaian di sekolah, terkait dengan upaya penyiapan kompetensi yang dibutuhkan peserta didik menyongsong abad ke – 21. Membangun kemampuan berpikir kreatif, inovatif, kritis, dan toleran serta kemampuan pemecahan mas alah merupakan kompetensi esensial yang dapat dilatih berbasis pembelajaran dan penilaian kelas. Peran soal HOTS lainnya dalam penilaian adalah meningkatkan mutu penilaian , membangun rasa cinta dan peduli peserta didik terhadap kemajuan daerahnya, serta dapat memotivasi siswa belajar sebagai bekal terjun ke masyarakat. 3. Materi Pokok 3: Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal HOTS Pada bagian ini membahas tentang Strategi dan Implementasi Penyusunan Soal HOTS , dimulai dari kebijakan di tingkat pusat (Direktorat Pembinaan SMA), dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota, sampai pada implementasinya pada tingkat satuan pendidikan. Semua komponen harus terlibat secara aktif untuk ikut ambil bagian dalam melaksa nakan kebijakan tentang penilaian hasil belajar menggunakan soal – soal yang HOTS dalam P enilaian .

PAGE – 9 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 3 MATERI POKOK 1 PENGERTIAN DAN KONSEP SOAL HOTS A. Pengertian Soal – soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi , yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat ( recall ), menyatakan kembali ( restate ), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan ( recite ) . Soal – soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda – beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah i de dan informasi secara kritis. Meskipun demikian, soal – soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall . Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi fak tual, konseptual, atau prosedural saja.Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru , berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat. Dimensi proses berpikir dalam Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh Anderson & Krathwohl (2001), terdiri atas kemampuan: mengetahui (knowing – C1), memahami (understanding – C2) , menerapkan (aplying – C3), menganalisis (analyzing – C4), mengevaluasi (evaluating – C5), dan mengkreasi (creating – C6). Soal – soal HOTS pada umumnya mengukur kemampuan pa da ranah menganalisis (analyzing – C4), mengevaluasi (evaluating – C5), dan mengkreasi (creatin g – C6).Pada pemilihan kata kerja operasional (KKO) untuk merumuskan indikator soal HOTS, hendaknya tidak terjebak pada pengelompokkan KKO.Sebagai contoh kata soal – soal menentukan keputusan didahului dengan proses berpikir menganalisis informasi yang disajikan pada stimulus lalu peserta didik diminta menentukan keputusan yang terbaik. Bahkan kata kerja strategi pemecahan masalah baru. Jadi, ranah kata kerja operasional (KKO) sangat dipengaruhi oleh proses berpikir apa yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan yang diberikan. Pada penyusunan soal – soal HOTS umumnya menggunakan stimulus.Stimulus merupakan dasar untuk membuat pertanyaan.Dalam konteks HOTS, stimulus yang disajikan hendaknya bersifat kontekstual dan menarik.Stimulus dapat bersumber dari isu – isu global seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan – permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan pendidikan seperti budaya, adat, kasus – kasus d i daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam penulisan soal HOTS. B. Karakteristik Soal – soal HOTS sangat direkomendasikan untuk digunakan pada berbagai bentuk penilaian kelas. Untuk menginspirasi guru menyusun soal – soal HOTS di tingkat satuan pendidikan, berikut ini dipaparkan k arakteristik soal – soal HOTS . 1. Mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi Th e Australian Council for Educational Research ( ACER ) menyatakan bahwa kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan proses: menganalisis, me refleksi, memberikan argumen

PAGE – 10 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 4 (alasan) , menerapkan konsep pada situasi berbeda, menyusun, menciptakan. Kemampuan berpik ir tingkat tinggi bukanlah kemampuan untuk mengingat, mengetahui, atau mengulang. Dengan demikian, jawaban soal – soal HOTS tidak tersurat secara eksplisit dalam stimulus. Kemampuan berpikir tingkat tinggi termasuk kemampuan untuk memecahkan masalah ( problem solving ), keterampilan berpikir kritis ( critical thinking ), berpikir kreatif ( creative thinking ), kemampuan berargumen ( reasoning ), dan kemampuan mengambil keputusan ( decision making ).Kemampuan berpikir tingkat tinggi merupakan salah satu kompetensi penting dalam dunia modern, sehingga wajib dimiliki oleh setiap peserta didik. Kreativitas menyelesaikan per masalah an dalam HOTS , terdiri atas: a. kemampuan menyelesaikan permasalahan yang tidak familiar; b. kemampuan mengevaluasi strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang yang berbeda; c. menemukan model – model penyelesaian baru yang berbeda dengan cara – cara sebelumnya. . Tingk at kesukaran dalam butir soal tidak sama dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, untuk mengetahui arti sebuah kata yang tidak umum ( uncommon word ) mungkin memiliki tingkat kesukaran yang sangat tinggi, tetapi kemampuan untuk menjawab perm asalahan tersebut tidak termasuk higher order thinking skills. Dengan demikian, soal – soal HOTS belum tentu soal – soal yang memiliki tingkat kesukaran yang tinggi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat dilatih dalam proses pembelajaran di kelas. Oleh karen a itu agar peserta didik memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, maka proses pembelajarannya juga memberikan ruang kepada peserta didik untuk menemukan konsep pengetahuan berbasis aktivitas. Aktivitas dalam pembelajaran dapat mendorong peserta didik un tuk membangun kreativitas dan berpikir kritis. 2. Berbasis permasalahan kontekstual Soal – soal HOTS merupakan asesmen yang berbasis situasi nyata dalam kehidupan sehari – hari, dimana peserta didik diharapkan dapat menerapkan konsep – konsep pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan masalah.Permasalahan kontekstual yang dihadapi oleh masyarakat dunia saat ini terkait dengan lingkungan hidup, kesehatan, kebumian dan ruang angkasa, serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai aspek kehidupan.Dalam pengertian tersebut termasuk pula bagaimana keterampilan peserta didik untuk menghubungkan ( relate ), menginterpretasikan ( interprete ), menerapkan (apply) dan mengintegrasikan (integrate) ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas untuk menyelesaikan permas alahan dalam konteks nyata. Berikut ini diuraikan lima karakteristik asesmen kontekstual, yang disingkat REACT . a. Relating , asesmen terkait langsung dengan konteks pengalaman kehidupan nyata. b. Experiencing , asesmen yang ditekankan kepada penggalian ( explorat ion ), penemuan ( discovery ), dan penciptaan ( creation ). c. Applying , asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di dalam kelas untuk menyelesaikan masalah – masalah nyata. d. Communicating , asesmen yang menuntut k emampuan peserta didik untuk mampu mengomunikasikan kesimpulan model pada kesimpulan konteks masalah. e. Transfering , asesmen yang menuntut kemampuan peserta didik untuk mentransformasi konsep – konsep pengetahuan dalam kelas ke dalam situasi atau konteks baru.

PAGE – 11 ============
Modul Penyusunan Soal HOTS ©2017, Direktorat Pembinaan SMA Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah 5 Ciri – ciri asesmen kontekstual yang berbasis pada asesmen autentik, adalah sebagai berikut . a. Peserta didik mengonstruksi responnya sendiri, bukan sekadar memilih jawaban yang tersedia; b. Tugas – tugas merupakan tantangan yang dihadapkan dalam dunia nyata; c. T ugas – tugas yang diberikan tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar, tetapi memungkinkan banyak jawaban benar atau semua jawaban benar . Berikut disajikan perbandingan asesmen tradisional dan asesmen kontekstual. Tabel 2. 1 Perbandingan asesmen tradisional dan kontekstual Asesmen Tradisional Asesmen Kontekstual Peserta didik cenderung memilih respons yang diberikan. Peserta didik mengekspresikan respons Konteks dunia kelas (buatan) Konteks dunia nyata (realistis) Umumnya mengukur aspek ingatan ( recalling ) Mengukur performansi tugas (berpikir tingkat tinggi) Terpisah dengan pembelajaran Terintegrasi dengan pembelajaran Pembuktian tidak langsung, cenderung teoretis. Pembuktian langsung melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan denga n konteks nyata. 3. Menggunakan bentuk soal beragam Bentuk – bentuk soal yang beragam dalam sebuah perangkat tes (soal – soal HOTS ) sebagaimana yang digunakan dalam PISA , bertujuan agar dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan menyeluruh tentang kemampuan peserta tes. Hal ini penting diperhatikan oleh guru agar penilaian yang dilakukan dapat menjamin prinsip objekti f .Artinya hasil penilaian yang dilakukan oleh guru dapat menggambarkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya .Penilaian yang dilakukan secara objektif, dapat menjamin akuntabilitas penilaian. Terdapat beberapa alternatif bentuk soal yang dapat digunakan untuk menulis butir soal HOTS (yang digunakan pada model pengujian PISA ), sebagai berikut. a. Pilihan ganda Pada umumnya soal – soal HOTS menggunakan stimulus yang bersumber pada situasi nyata.Soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal ( stem ) dan pilihan jawaban ( option ).Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh ( distractor ).Kunci jawaban ialah jawaban ya ng benar atau paling benar.Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai bahannya/materi pelajarannya dengan baik.Jawaban yang diharapkan (kunci jawaban), umumnya tidak termuat s ecara eksplisit dalam stimulus atau bacaan. Peserta didik diminta untuk menemukan jawaban soal yang terkait dengan stimulus/bacaan menggunakan konsep – konsep pengetahuan yang dimiliki serta menggunakan logika/penalaran. Jawaban yang benar diberikan skor 1, dan jawaban yang salah diberikan skor 0. b. P ilihan ganda kompleks (benar/salah, atau ya/tidak) Soal bentuk pilihan ganda kompleks bertujuan untuk menguji pemahaman peserta didik terhadap suatu masalah secara komprehensif yang terkait antara pernyataan satu dengan yang lainnya.Sebagaimana soal pilihan ganda biasa, soal – soal HOTS yang berbentukpilihan ganda kompleks juga memuat stimulus yang bersumber pada situasi kontekstual.Peserta didik diberikan beberapa pernyataan yang terkait dengan stilmulus/bacaan, lalu peserta didik diminta memilih benar/salah atau ya/tidak.Pernyataan – pernyataan yang diberikan tersebut terkait antara satu dengan yang lainnya.Susunan pernyataan benar dan pernyataan salah agar diacak secara random, tidak sistematis mengikuti pola tertentu.Susunan yang terpola sistematis dapat memberi petunjuk kepada jawaban yang benar.Apabila pes erta

256 KB – 46 Pages